S-400, Si Pelindung Langit China
A
A
A
BEIJING - Alat-alat militer buatan Rusia nampaknya kian menjadi primadona. Ini terlihat dari tercapainya dua kesepakatan besar, yakni pembelian sistem pertahanan udara S-300 oleh Iran, dan S-400 oleh China.(Baca juga: Rusia Siap Kirim Rudal S-400 ke China)
Setelah sebelumnya membahas mengenai sistem pertahan S-300 yang mulai tahun depan akan melindungi langit Iran, kini merangkum dari berbagai sumber, Sindonews akan membahas mengenai sistem pertahanan S-400 yang akan menjadi pelindung langit China.
Sama halnya dengan S-300, S-400 adalah sistem pertahanan udara yang diproduksi oleh perusahaan pembuat rudal Russia's Almaz Central Design Bureau. S-400 merupakan varian terbaru dari sistem pertahanan seri S Rusia, dan merupakan pengembangan dari S-300.
Dari segi bentuk tidak ada yang berbeda dengan sistem S-300. S-400 menggunakan empat buah peluncur roket dengan panjang 7 meter dan memiliki bobot sekitar 1,5 ton, dan dengan hulu ledak seberat 100 Kg.
S-400 diketahui mampu menembakan tiga jenis rudal yang berbeda. Jenis pertama adalah rudal jarak jauh 40N6 dan jenis kedua adalah 48N6 yang memiliki jarak tembak sedikit di bawah 40N6, dan terakhir rudal jarak menengah 9M96. Sistem pertahan terbaru Rusia ini mampu melontarkan rudal dengan cepetan 17 ribu Km/jam.
Selain ketiga jenis rudal tersebut, sistem pertahanan udara ini juga tetap bisa menembakan sejumlah rudal yang biasa digunakan oleh sistem pertahanan udara Rusia lainnya.
Sistem ini sendiri dapat menghacurkan semua jenis target udara, termasuk pesawat tempur, UAV, rudal balistik dan jelajah dalam kisaran 400 km dan dengan ketinggian maksimal 30 km. S-400 mampu melumpuhkan 36 target secara bersamaan.
Komando dan sistem kontrol S-400 didasarkan pada kendaraan pos komando Mobile Ural-532.301. Pos komando dilengkapi dengan konsol LCD untuk memproses data surveliansi wilayah udara, radar kontrol dan monitor jarak jauh.
Pos komando ini juga dilengkapi sistem yang mampu melacak aktivitas berbagai ancaman udara. Satu hal kelebihan lain dari S-400 adalah, sistem pertahanan udara ini mampu bertukar data dengan sistem pertahananya udara lainnya, seperti SA-12,SA-23 dan S-300.
Setelah sebelumnya membahas mengenai sistem pertahan S-300 yang mulai tahun depan akan melindungi langit Iran, kini merangkum dari berbagai sumber, Sindonews akan membahas mengenai sistem pertahanan S-400 yang akan menjadi pelindung langit China.
Sama halnya dengan S-300, S-400 adalah sistem pertahanan udara yang diproduksi oleh perusahaan pembuat rudal Russia's Almaz Central Design Bureau. S-400 merupakan varian terbaru dari sistem pertahanan seri S Rusia, dan merupakan pengembangan dari S-300.
Dari segi bentuk tidak ada yang berbeda dengan sistem S-300. S-400 menggunakan empat buah peluncur roket dengan panjang 7 meter dan memiliki bobot sekitar 1,5 ton, dan dengan hulu ledak seberat 100 Kg.
S-400 diketahui mampu menembakan tiga jenis rudal yang berbeda. Jenis pertama adalah rudal jarak jauh 40N6 dan jenis kedua adalah 48N6 yang memiliki jarak tembak sedikit di bawah 40N6, dan terakhir rudal jarak menengah 9M96. Sistem pertahan terbaru Rusia ini mampu melontarkan rudal dengan cepetan 17 ribu Km/jam.
Selain ketiga jenis rudal tersebut, sistem pertahanan udara ini juga tetap bisa menembakan sejumlah rudal yang biasa digunakan oleh sistem pertahanan udara Rusia lainnya.
Sistem ini sendiri dapat menghacurkan semua jenis target udara, termasuk pesawat tempur, UAV, rudal balistik dan jelajah dalam kisaran 400 km dan dengan ketinggian maksimal 30 km. S-400 mampu melumpuhkan 36 target secara bersamaan.
Komando dan sistem kontrol S-400 didasarkan pada kendaraan pos komando Mobile Ural-532.301. Pos komando dilengkapi dengan konsol LCD untuk memproses data surveliansi wilayah udara, radar kontrol dan monitor jarak jauh.
Pos komando ini juga dilengkapi sistem yang mampu melacak aktivitas berbagai ancaman udara. Satu hal kelebihan lain dari S-400 adalah, sistem pertahanan udara ini mampu bertukar data dengan sistem pertahananya udara lainnya, seperti SA-12,SA-23 dan S-300.
(esn)