Inggris Mundur dari Koalisi Pimpinan AS
A
A
A
LONDON - Perdana Menteri Inggris, David Cameron memutuskan untuk mundur sementara dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dalam melakukan serangan terhadp ISIS di Suriah, dan mungkin juga di Irak. Langkah ini diambil Cameron setelah tidak mendapat dukungan dari Parlemen Inggris.
Saat ini Cameron memang tengah berusaha meningkatkan peran Inggris dalam melakukan serangan terhadap ISIS di Suriah dan Irak, dan telah meminta dukungan dari Parleman mengenai hal ini. Namun, sayangnya Parlemen Inggris menolak, dengan alasan tidak jelasnya strategi dan tujuan dari serangan tersebut.
"Kami prihatin, Pemerintah berfokus pada memperluas serangan udara ke Suriah, tanpa ada kepastian keberhasilan serangan itu, dan tanpa rencana jangka panjang yang koheren dan untuk mengalahkan ISIS dan mengakhiri perang sipil di Suriah," ucap kepala komite Luar Negeri Parleman Inggris, Crispin Blunt.
"Saat ini tidak ada tindakan militer yang terkoordinasi, yang sangat mengkhawatirkan yang dilakukan oleh sejumlah aktor internasional di Irak dan Suriah. Kekuatan ini sangat perlu koordinasi dan memerlukan strategi yang koheren, dan harusnya kita berfokus pada hal itu," sambungnya, seperti dilansir Arutz Sheva pada Selasa (3/11).
Blunt, yang berasal dari partai Liberal, partai yang dipimpin Cameron mengatakan, pemerintah Inggris saat ini harus lebih fokus pada upaya mempromosikan jalur diplomasi untuk menyelesaikan konflik di Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang, dan bukan pada upaya militer.
Saat ini Cameron memang tengah berusaha meningkatkan peran Inggris dalam melakukan serangan terhadap ISIS di Suriah dan Irak, dan telah meminta dukungan dari Parleman mengenai hal ini. Namun, sayangnya Parlemen Inggris menolak, dengan alasan tidak jelasnya strategi dan tujuan dari serangan tersebut.
"Kami prihatin, Pemerintah berfokus pada memperluas serangan udara ke Suriah, tanpa ada kepastian keberhasilan serangan itu, dan tanpa rencana jangka panjang yang koheren dan untuk mengalahkan ISIS dan mengakhiri perang sipil di Suriah," ucap kepala komite Luar Negeri Parleman Inggris, Crispin Blunt.
"Saat ini tidak ada tindakan militer yang terkoordinasi, yang sangat mengkhawatirkan yang dilakukan oleh sejumlah aktor internasional di Irak dan Suriah. Kekuatan ini sangat perlu koordinasi dan memerlukan strategi yang koheren, dan harusnya kita berfokus pada hal itu," sambungnya, seperti dilansir Arutz Sheva pada Selasa (3/11).
Blunt, yang berasal dari partai Liberal, partai yang dipimpin Cameron mengatakan, pemerintah Inggris saat ini harus lebih fokus pada upaya mempromosikan jalur diplomasi untuk menyelesaikan konflik di Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang, dan bukan pada upaya militer.
(esn)