Analis Militer: Pesawat Rusia Mungkin Hancur Akibat Bom Kecil
A
A
A
LONDON - Charles Heyman, seorang analis militer dari Inggris mengatakan, salah satu penyebab kecelakaan pesawat milik maskapai Kogalymavia di Sinai, Mesir mungkin saja adalah sebuah bom kecil yang diledakan di dalam pesawat.
"Mungkin bukan ledakan besar, tapi ledakan yang cukup untuk membuat pesawat hancur, membuat pesawat meledak di udara dan kemudian membuat pesawat itu hancur berkeping dan serpihannya terbesar di lahan yang cukup luas," ucap Heyman seperti dilansir ABC pada Selasa (3/11).
Dirinya mengatakan, bom yang sangat kecil, yang bisa saja dimasukan ke dalam tas tangan seseorang, akan memberikan dampak yang besar bila diledakan di ketinggian. Ini dikarenakan ada tekanan yang cukup besar dalam kabin pesawat, yang mampu melipatgandakan kekuatan ledakan.
Sementara itu, terkait kemungkinan pesawat tersebut jatuh karena ditembak oleh rudal dari darat, Heyman mengatakan kemungkinan itu memang selalu ada, tapi sangat kecil.
"Bukan tidak mungkin bagi ISIS atau militan di Sinai menjatuhkan pesawat tersebut. Tapi, ISIS membutuhkan rudal BUK atau SAM 6 untuk bisa menjatuhkan sebuah pesawat yang terbang di ketinggian 30 ribu kaki," ucapnya.
Menurutnya, kecil kemungkinan ISIS memiliki kedua rudal tersebut. Sebab, kedua rudal tersebut adalah rudal yang sangat besar, dengan sistem panduan yang sangat canggih, dan memiliki peluncur tersendiri yang sulit untuk disembunyikan.
"Di Sinai, hanya militer Mesir yang memiliki rudal tersebut, dan jika militan berhasil mencurinya, pemerintah Mesir pasti akan langsung menyadari hal tersebut. Oleh karena itun kemungkinannya sangat kecil pesawat itu ditembak jatuh dari darat oleh kelompok militan," imbuhnya.
"Mungkin bukan ledakan besar, tapi ledakan yang cukup untuk membuat pesawat hancur, membuat pesawat meledak di udara dan kemudian membuat pesawat itu hancur berkeping dan serpihannya terbesar di lahan yang cukup luas," ucap Heyman seperti dilansir ABC pada Selasa (3/11).
Dirinya mengatakan, bom yang sangat kecil, yang bisa saja dimasukan ke dalam tas tangan seseorang, akan memberikan dampak yang besar bila diledakan di ketinggian. Ini dikarenakan ada tekanan yang cukup besar dalam kabin pesawat, yang mampu melipatgandakan kekuatan ledakan.
Sementara itu, terkait kemungkinan pesawat tersebut jatuh karena ditembak oleh rudal dari darat, Heyman mengatakan kemungkinan itu memang selalu ada, tapi sangat kecil.
"Bukan tidak mungkin bagi ISIS atau militan di Sinai menjatuhkan pesawat tersebut. Tapi, ISIS membutuhkan rudal BUK atau SAM 6 untuk bisa menjatuhkan sebuah pesawat yang terbang di ketinggian 30 ribu kaki," ucapnya.
Menurutnya, kecil kemungkinan ISIS memiliki kedua rudal tersebut. Sebab, kedua rudal tersebut adalah rudal yang sangat besar, dengan sistem panduan yang sangat canggih, dan memiliki peluncur tersendiri yang sulit untuk disembunyikan.
"Di Sinai, hanya militer Mesir yang memiliki rudal tersebut, dan jika militan berhasil mencurinya, pemerintah Mesir pasti akan langsung menyadari hal tersebut. Oleh karena itun kemungkinannya sangat kecil pesawat itu ditembak jatuh dari darat oleh kelompok militan," imbuhnya.
(esn)