AS Beri Sinyal Undang Iran di Perundingan Damai Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memberikan sinyal untuk mengundang Iran dalam perundingan damai Suriah di Wina, Austria pada 29 Oktober.
Sebelumnya, AS menolak kehadiran Iran untuk terlibat dalam perundingan damai Suriah dengan alasan Iran ingin Presiden Suriah Bashar Al-Assad berperan dalam transisi politik.
Para pemimpin dunia termasuk Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, terlibat dalam inisiatif untuk mengundang Iran berunding menyelesaikan krisis Suriah. Kendati demikian, Pejabat Gedung Putih, masih enggan menegaskan kesediaan AS mengundang Iran dalam forum itu.
”Apakah mereka datang atau tidak terserah kepada para pemimpin Iran. Sangat penting bagi kita bahwa ada mitra kunci dalam diskusi ini. Mereka (Iran) bisa menjadi mitra kunci, tetapi tidak sekarang,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, kepada wartawan, seperti dikutip IB Times, Rabu (28/10/2015).
”Jadi saya tidak bisa mengatakan dengan tepat, apa hasil dari pertemuan pada hari Jumat akan menjadi kesimpulan atau bab terakhir.. Saya ragu,” lanjut Kirby.
Iran diketahui menjadi sekutu utama Presiden Suriah, Bashar Assad dan salah satu musuh bebuyutan AS sejak Revolusi Islam pecah pada tahun 1979. AS menuduh Iran telah melakukan tindakan keras di Suriah. ”Tidak, tidak ada yang menutup mata untuk itu, seperti yang Anda katakan, (Iran) melakukan tindakan agresif di Suriah,” ujar Kirby.
Sebelumnya, AS menolak kehadiran Iran untuk terlibat dalam perundingan damai Suriah dengan alasan Iran ingin Presiden Suriah Bashar Al-Assad berperan dalam transisi politik.
Para pemimpin dunia termasuk Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, terlibat dalam inisiatif untuk mengundang Iran berunding menyelesaikan krisis Suriah. Kendati demikian, Pejabat Gedung Putih, masih enggan menegaskan kesediaan AS mengundang Iran dalam forum itu.
”Apakah mereka datang atau tidak terserah kepada para pemimpin Iran. Sangat penting bagi kita bahwa ada mitra kunci dalam diskusi ini. Mereka (Iran) bisa menjadi mitra kunci, tetapi tidak sekarang,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, kepada wartawan, seperti dikutip IB Times, Rabu (28/10/2015).
”Jadi saya tidak bisa mengatakan dengan tepat, apa hasil dari pertemuan pada hari Jumat akan menjadi kesimpulan atau bab terakhir.. Saya ragu,” lanjut Kirby.
Iran diketahui menjadi sekutu utama Presiden Suriah, Bashar Assad dan salah satu musuh bebuyutan AS sejak Revolusi Islam pecah pada tahun 1979. AS menuduh Iran telah melakukan tindakan keras di Suriah. ”Tidak, tidak ada yang menutup mata untuk itu, seperti yang Anda katakan, (Iran) melakukan tindakan agresif di Suriah,” ujar Kirby.
(mas)