Serangan Saudi Hancurkan Jalur Suplai Pemberontak Yaman
A
A
A
SANAA - Para pejabat keamanan Yaman mengatakan, serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi berhasil membunuh 8 anggota pemberontak Houthi. Serangan itu ditujukan untuk memotong jalur pasokan ke kota terbesar di negara itu.
Para pejabat mengatakan, serangan yang dilancarkan oleh Saudi cs berhasil menghantam kota pelabuhan di Laut Merah, Hodeida. Kota tersebut terletak pada jalur suplai utama pemberontak ke kota yang menjadi rebutan, Taiz, seperti dikutip dari laman ABC News, Selasa (13/10/2015).
Kota Taiz sendiri sejatinya dikuasai oleh tentara pemerintah Yaman, namun mereka berada dalam kepungan kelompok pemberontak. Dengan mengamankan Taiz, maka akan memungkinkan pasukan pro pemerintah bergerak menuju ibukota yang dikuasai oleh kelompok pemberontak Houthi, Sanaa.
Serangan udara koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Serangan tersebut tidak hanya menghantam kelompok Houthi, namun juga dikabarkan memakan korban rakyat sipil.
PBB mengatakan, hampir 4.900 orang telah tewas di Yaman sejak akhir Maret lalu. Kepala Bantuan PBB menyebut skala penderitaan para korban hampir tidak bisa dipahami.
Para pejabat mengatakan, serangan yang dilancarkan oleh Saudi cs berhasil menghantam kota pelabuhan di Laut Merah, Hodeida. Kota tersebut terletak pada jalur suplai utama pemberontak ke kota yang menjadi rebutan, Taiz, seperti dikutip dari laman ABC News, Selasa (13/10/2015).
Kota Taiz sendiri sejatinya dikuasai oleh tentara pemerintah Yaman, namun mereka berada dalam kepungan kelompok pemberontak. Dengan mengamankan Taiz, maka akan memungkinkan pasukan pro pemerintah bergerak menuju ibukota yang dikuasai oleh kelompok pemberontak Houthi, Sanaa.
Serangan udara koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Serangan tersebut tidak hanya menghantam kelompok Houthi, namun juga dikabarkan memakan korban rakyat sipil.
PBB mengatakan, hampir 4.900 orang telah tewas di Yaman sejak akhir Maret lalu. Kepala Bantuan PBB menyebut skala penderitaan para korban hampir tidak bisa dipahami.
(ian)