PM Turki: Ada Dua Pelaku Bom Kembar
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan, ada bukti kuat yang menunjukkan serangan bom kembar di Ankara dilakukan oleh dua pelaku bom bunuh diri. Ia pun mengumumkan masa berkabung selama tiga hari dan mengatakan serangan tersebut sebagai serangan terhadap demokrasi Turki itu sendiri.
"Serangan ini tidak menargetkan satu kelompok atau warga negara kita yang menghadiri demonstrasi atau partai politik tunggal. Biarkan saya jelaskan. Serangan ini dilakukan terhadap negara kita dan terhadap semua orang," tegas Davutoglu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (11/10/2015). (Baca juga : Bom Kembar di Turki Adalah Aksi Bunuh Diri)
Sementara ini tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Namun Davutoglu mengatakan kemungkinan tersangka berasal dari ISIS, militan Kurdi, atau militan kelompok kiri.
Sementara itu, kelompok oposisi Turki pro-Kurdi, Partai Rakyat Demokrati (HDP) mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat bom kembar tersebut berjumlah 97 orang. Pemimpin partai itu, Selahattin Demirtas bersumpah akan meminta pertanggung jawaban dari pelakunya.
Demirtas bahkan menuding pemerintah yang berkuasa berada dibalik insiden tersebut. Menurutnya, serangan bom itu adalah kelanjutan dari pemboman yang terjadi di daerah mayoritas Kurdi di Diyarbakir dan Suruc yang terjadi pada awal tahun ini.
"Sebagai orang-orang yang mendukung perdamaian, kami akan berhasil melewati ini. Kalian bisa saja tetap bersikap tenang. Sedangkan kami sedang berada dalam kondisi kesakitan dan kemarahan yang besar tetapi kami memiliki kekuatan dan keberanian untuk menanggung semua itu," kata Demirtas.
Aksi ledakan itu juga memicu aksi unjuk rasa. Di Diyarbakir, pengunjuk rasa turun ke jalan. Mereka meminta presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk mundur dan menyalahkan pemerintah Turki atas insiden bom kembar di Ankara yang dinilai sebagai serangan terburuk yang pernah terjadi di Turki.
"Serangan ini tidak menargetkan satu kelompok atau warga negara kita yang menghadiri demonstrasi atau partai politik tunggal. Biarkan saya jelaskan. Serangan ini dilakukan terhadap negara kita dan terhadap semua orang," tegas Davutoglu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (11/10/2015). (Baca juga : Bom Kembar di Turki Adalah Aksi Bunuh Diri)
Sementara ini tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Namun Davutoglu mengatakan kemungkinan tersangka berasal dari ISIS, militan Kurdi, atau militan kelompok kiri.
Sementara itu, kelompok oposisi Turki pro-Kurdi, Partai Rakyat Demokrati (HDP) mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat bom kembar tersebut berjumlah 97 orang. Pemimpin partai itu, Selahattin Demirtas bersumpah akan meminta pertanggung jawaban dari pelakunya.
Demirtas bahkan menuding pemerintah yang berkuasa berada dibalik insiden tersebut. Menurutnya, serangan bom itu adalah kelanjutan dari pemboman yang terjadi di daerah mayoritas Kurdi di Diyarbakir dan Suruc yang terjadi pada awal tahun ini.
"Sebagai orang-orang yang mendukung perdamaian, kami akan berhasil melewati ini. Kalian bisa saja tetap bersikap tenang. Sedangkan kami sedang berada dalam kondisi kesakitan dan kemarahan yang besar tetapi kami memiliki kekuatan dan keberanian untuk menanggung semua itu," kata Demirtas.
Aksi ledakan itu juga memicu aksi unjuk rasa. Di Diyarbakir, pengunjuk rasa turun ke jalan. Mereka meminta presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk mundur dan menyalahkan pemerintah Turki atas insiden bom kembar di Ankara yang dinilai sebagai serangan terburuk yang pernah terjadi di Turki.
(ian)