Ini Dia Senjata Rahasia Rusia Lawan ISIS
A
A
A
MOSKOW - Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menyebut Rusia sejatinya memiliki "senjata rahasia" untuk bisa mengalahkan ISIS. "Senjata rahasia" tersebut, menurut Kadyrov, adalah pasukan Chechnya yang dia juluki sebagai pasukan kematian bagi ISIS.
Kadyrov, seperti dilansir South China Morning Post pada Minggu (4/10/2015) mengatakan, dirinya sudah mengajukan proposal kepada Kremlin agar memperbolehkan mereka bertolak ke Suriah, dan membantu militer Rusia melawan ISIS.
Dirinya yakin, bila permintannya dikabulkan oleh Kremlin, maka pasukan yang dia pimpin akan dengan mudah bisa mengalahkan ISIS. Sebab, menurutnya ISIS belum memiliki pengalaman bertempur yang cukup banyak, berbeda dengan pasukan yang dia miliki.
"Para teroris tidak tahu seperti apa perang yang sebenarnya, karena mereka hanya menjadi sasaran serangan udara. Mereka tidak memiliki pengalaman aksi militer nyata, "kata Kadyrov dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia.
"Jika permintaan kami dikabulkan, itu akan menjadi perayaan bagi kami. Tapi, keputusan apakah kami boleh bertolak ke sana (Suriah) atau tidak ada di tangan pemimpin kami," sambungnya.
Kadyrov mengaku sangat berharap permintaannya tersebut dikabulkan oleh pemerintah Rusia. Menurutnya, sangat disayangkan jika Rusia hanya melakukan serangan udara di Suriah, dan tidak mengirimkan pasukan darat ke negara tersebut, di saat pasukan Chechnya sangat siap untuk berperang melawan ISIS.
Pasukan Chechnya di bawah pimpinan Kadyrov memang dikenal sebagai pasukan bayangan di Rusia, dan telah berkali-kali dituduh sebagai dalam pembunuhan beberapa tokoh oposisi di Rusia. Namun, sampai saat ini belum ada satupun bukti kuat yang bisa menunjukan bahwa pasukan Chechnya berada di balik serangkaian pembunuhan tersebut.
Kadyrov, seperti dilansir South China Morning Post pada Minggu (4/10/2015) mengatakan, dirinya sudah mengajukan proposal kepada Kremlin agar memperbolehkan mereka bertolak ke Suriah, dan membantu militer Rusia melawan ISIS.
Dirinya yakin, bila permintannya dikabulkan oleh Kremlin, maka pasukan yang dia pimpin akan dengan mudah bisa mengalahkan ISIS. Sebab, menurutnya ISIS belum memiliki pengalaman bertempur yang cukup banyak, berbeda dengan pasukan yang dia miliki.
"Para teroris tidak tahu seperti apa perang yang sebenarnya, karena mereka hanya menjadi sasaran serangan udara. Mereka tidak memiliki pengalaman aksi militer nyata, "kata Kadyrov dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia.
"Jika permintaan kami dikabulkan, itu akan menjadi perayaan bagi kami. Tapi, keputusan apakah kami boleh bertolak ke sana (Suriah) atau tidak ada di tangan pemimpin kami," sambungnya.
Kadyrov mengaku sangat berharap permintaannya tersebut dikabulkan oleh pemerintah Rusia. Menurutnya, sangat disayangkan jika Rusia hanya melakukan serangan udara di Suriah, dan tidak mengirimkan pasukan darat ke negara tersebut, di saat pasukan Chechnya sangat siap untuk berperang melawan ISIS.
Pasukan Chechnya di bawah pimpinan Kadyrov memang dikenal sebagai pasukan bayangan di Rusia, dan telah berkali-kali dituduh sebagai dalam pembunuhan beberapa tokoh oposisi di Rusia. Namun, sampai saat ini belum ada satupun bukti kuat yang bisa menunjukan bahwa pasukan Chechnya berada di balik serangkaian pembunuhan tersebut.
(esn)