PBB Prihatin Penembakkan Massal di AS
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris PBB, Ban Ki-moon menyerukan kepada Amerika Serikat (AS) untuk mengambil tindakan guna mengurangi aksi kekerasan bersenjata di negera itu. Pernyataan ini muncul setelah terjadi penembakan massal yang menewaskan sembilan orang di sebuah kampus di AS.
"Sekretaris Jenderal mengungkapkan harapan yang kuat, bahwa AS melalui proses demokrasi yang kuat dan telah menjadi ciri khas negara itu, akan dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi jumlah korban yang tewas secara mengerikan di dalam kehidupan bermasyarakat AS akibat kekerasan bersenjata," ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric, seperti disalin dari laman Reuters, Sabtu (3/10/2015).
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pria bersenjata mengamuk dan melepaskan tembakan di Umpqua Community College, sebuah perguruan tinggi di barat daya Oregon. Aksi ini menewaskan sembilan orang dan melukai tujuh lainnya. Pelaku sendiri tewas setelah terlibat baku tembak dengan polisi.
Menanggapi peristiwa tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengecam Kongres karena tidak meloloskan undang-undang yang mengontrol penggunaan senjata secara ketat. Ia bahkan mengaku khawatir jika pernyataan duka cita terhadap korban penembakan akan menjadi rutinitas.
Pasca terjadinya penembakan massal di sekolah Newtown, Connecticut yang menewaskan 28 orang dimana 20 diantaranya anak-anak pada medio 2012 lalu, pemerintahan Obama mengajukan rancangan undang-undang kepemilikan senjata api. Namun, usaha ini terganjal di Kongres.
Setidaknya, 10 orang tewas dan 20 lainnya cedera setelah seorang pria mengamuk dan melepaskan tembakan di Umpqua Community College di Roseburg, Oregon. Menurut sumber anonim pihak kepolisian, pelaku diidentifikasi sebagai Chris Harper. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki motif dari pelaku.
"Sekretaris Jenderal mengungkapkan harapan yang kuat, bahwa AS melalui proses demokrasi yang kuat dan telah menjadi ciri khas negara itu, akan dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi jumlah korban yang tewas secara mengerikan di dalam kehidupan bermasyarakat AS akibat kekerasan bersenjata," ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric, seperti disalin dari laman Reuters, Sabtu (3/10/2015).
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pria bersenjata mengamuk dan melepaskan tembakan di Umpqua Community College, sebuah perguruan tinggi di barat daya Oregon. Aksi ini menewaskan sembilan orang dan melukai tujuh lainnya. Pelaku sendiri tewas setelah terlibat baku tembak dengan polisi.
Menanggapi peristiwa tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengecam Kongres karena tidak meloloskan undang-undang yang mengontrol penggunaan senjata secara ketat. Ia bahkan mengaku khawatir jika pernyataan duka cita terhadap korban penembakan akan menjadi rutinitas.
Pasca terjadinya penembakan massal di sekolah Newtown, Connecticut yang menewaskan 28 orang dimana 20 diantaranya anak-anak pada medio 2012 lalu, pemerintahan Obama mengajukan rancangan undang-undang kepemilikan senjata api. Namun, usaha ini terganjal di Kongres.
Setidaknya, 10 orang tewas dan 20 lainnya cedera setelah seorang pria mengamuk dan melepaskan tembakan di Umpqua Community College di Roseburg, Oregon. Menurut sumber anonim pihak kepolisian, pelaku diidentifikasi sebagai Chris Harper. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki motif dari pelaku.
(ian)