Perangi ISIS, Rusia Diminta Kirim Pasukan Muslim
A
A
A
GROZNY - Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirimkan pasukan Muslim untuk menghadapi ISIS. Kadyrov juga menyarankan agar Rusia untuk memperluas operasi militernya di Suriah.
"Saya yakin, tidak hanya serangan udara yang harus digunakan untuk menggempur ISIS, tetapi juga serangan darat. Sebab, lebih cepat ISIS hancur, maka hidup kita di komunitas global semakin damai," katanya seperti dikutip dari laman Daily Mail, Kamis (1/10/2015).
Kadyrov pun memuji tindakan Putin dan menilai tindakan sekutunya itu telah sesuai dengan hukum internasional, berbeda dengan yang dilakukan oleh Barat di Suriah. "Saya yakin, serangan itu akan berkontribusi untuk memastikan keselamatan di seluruh dunia," ujarnya.
Komentar Kadyrov ini meluncur setelah Rusia secara resmi melakukan serangan perdana ke Suriah untuk menghancurkan ISIS. Lebih dari 20 jet tempur Rusia menyerang tiga provinsi di Suriah setelah sebelumnya memberitahu pihak Amerika Serikat terlebih dahulu.
Serangan perdana Rusia ke Suriah ini mendapat kecaman dari sejumlah negara. Amerika Serikat dan Prancis adalah dua negara yang mengecam serangan Rusia tersebut. Dua negara Barat itu menyebut, serangan Rusia salah sasaran, karena menghantam wilayah yang dikuasai pemberontak Suriah, dan bukan basis ISIS.
"Saya yakin, tidak hanya serangan udara yang harus digunakan untuk menggempur ISIS, tetapi juga serangan darat. Sebab, lebih cepat ISIS hancur, maka hidup kita di komunitas global semakin damai," katanya seperti dikutip dari laman Daily Mail, Kamis (1/10/2015).
Kadyrov pun memuji tindakan Putin dan menilai tindakan sekutunya itu telah sesuai dengan hukum internasional, berbeda dengan yang dilakukan oleh Barat di Suriah. "Saya yakin, serangan itu akan berkontribusi untuk memastikan keselamatan di seluruh dunia," ujarnya.
Komentar Kadyrov ini meluncur setelah Rusia secara resmi melakukan serangan perdana ke Suriah untuk menghancurkan ISIS. Lebih dari 20 jet tempur Rusia menyerang tiga provinsi di Suriah setelah sebelumnya memberitahu pihak Amerika Serikat terlebih dahulu.
Serangan perdana Rusia ke Suriah ini mendapat kecaman dari sejumlah negara. Amerika Serikat dan Prancis adalah dua negara yang mengecam serangan Rusia tersebut. Dua negara Barat itu menyebut, serangan Rusia salah sasaran, karena menghantam wilayah yang dikuasai pemberontak Suriah, dan bukan basis ISIS.
(ian)