Rusia: Bantu Ukraina, NATO Telah Ingkar Janji
A
A
A
JAKARTA - Kebijakan NATO yang membantu Ukraina dan memberikan kesempatan kepada negara tersebut untuk bergabung menjadi anggota mereka dinilai sebuah pengkhianatan. Rusia menyebut NATO secara terbuka telah melanggar janji yang pernah mereka buat sendiri.
Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y Galuzin, NATO sejatinya telah berjanji bahwa mereka tidak akan mengajak atau menerima negara-negara pecahan Uni Soviet sebagai anggota mereka. Namun, apa yang terjadi saat ini, NATO justru bersedia untuk menerima beberapa negara pecahan Soviet.
"NATO telah melanggar janji yang telah mereka buat pada pemimpin Rusia, atau Uni Soviet, dimana mereka berjanji tidak akan memperluas organisasi mereka dengan melibatkan negara-negara pecahan Soviet. Selain itu mereka juga berjanji tidak menumpuk kekuatan militer di negara yang berbatasan dengan Rusia," ujar Galuzin pada Rabu (23/9/2015).
NATO sendiri saat ini memang baru saja meneken kesepakatan dengan Ukraina, dimana mereka akan memberikan bantuan senjata tidak mematikan kepada Ukraina. Kesepakatan itu dicapai ketika Sekertaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg melakukan kunjungan ke Ukraina, kemarin.
Selain itu, NATO juga semakin gencar menambah pasukan dan kendaraan tempur di beberapa negara yang berbatasan dengan Rusia. NATO beralasan, penempatan pasukan ini bukanlan inisiatif mereka, melainkan permintaan langsung dari negara yang bersangkutan karena merasa terancam oleh Rusia.
Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y Galuzin, NATO sejatinya telah berjanji bahwa mereka tidak akan mengajak atau menerima negara-negara pecahan Uni Soviet sebagai anggota mereka. Namun, apa yang terjadi saat ini, NATO justru bersedia untuk menerima beberapa negara pecahan Soviet.
"NATO telah melanggar janji yang telah mereka buat pada pemimpin Rusia, atau Uni Soviet, dimana mereka berjanji tidak akan memperluas organisasi mereka dengan melibatkan negara-negara pecahan Soviet. Selain itu mereka juga berjanji tidak menumpuk kekuatan militer di negara yang berbatasan dengan Rusia," ujar Galuzin pada Rabu (23/9/2015).
NATO sendiri saat ini memang baru saja meneken kesepakatan dengan Ukraina, dimana mereka akan memberikan bantuan senjata tidak mematikan kepada Ukraina. Kesepakatan itu dicapai ketika Sekertaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg melakukan kunjungan ke Ukraina, kemarin.
Selain itu, NATO juga semakin gencar menambah pasukan dan kendaraan tempur di beberapa negara yang berbatasan dengan Rusia. NATO beralasan, penempatan pasukan ini bukanlan inisiatif mereka, melainkan permintaan langsung dari negara yang bersangkutan karena merasa terancam oleh Rusia.
(esn)