Terungkap! Pria Australia Danai Warga Indonesia Gabung ISIS
A
A
A
JAKARTA - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Indonesia mengungkap aliran dana dar pria Australia yang diyakini untuk mendanai para warga Indonesia yang hendak bergabung dengan ISIS di Suriah.
Dana dari pria Australia itu mencapai AUD 500 ribu atau sekitar Rp5 miliar. Selain untuk mendanai warga Indonesia agar gabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dana dari pria Australia itu juga untuk mendukung aksi terorisme.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC, Wakil Ketua Badan Intelijen Keuangan PPATK Indonesia, Agus Santoso, mengatakan bahwa pihaknya telah dana Rp5 miliar dari rekening bank di Australia yang telah ditransfer ke sekitar 10 rekening di Indonesia.
”Orang itu mengumpulkan uang dari banyak orang di Australia. Kemudian ia mengirimkannya ke rekening istrinya di Indonesia,” kata Santoso, yang dilansir Senin (14/9/2015).
”Jadi wanita Indonesia ini digunakan untuk membuka beberapa rekening bank yang kami duga memiliki hubungan dengan tersangka terorisme,” lanjut Santoso. ”Apa yang mengejutkan adalah bahwa gembong ini bukanlah imigran. Menurut pendapat saya, dia asli Australia, bukan seorang imigran. Maksud saya, dia berkulit putih.”
PPATK yang telah melacak aliran dana itu sejak 2012, menyatakan bahwa sebagian dana masih aktif di rekening bank di Indonesia. Santoso menduga kuat dana itu juga digunakan untuk memperkuat jaringan teroris di Indonesia.
Dana dari pria Australia itu mencapai AUD 500 ribu atau sekitar Rp5 miliar. Selain untuk mendanai warga Indonesia agar gabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dana dari pria Australia itu juga untuk mendukung aksi terorisme.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC, Wakil Ketua Badan Intelijen Keuangan PPATK Indonesia, Agus Santoso, mengatakan bahwa pihaknya telah dana Rp5 miliar dari rekening bank di Australia yang telah ditransfer ke sekitar 10 rekening di Indonesia.
”Orang itu mengumpulkan uang dari banyak orang di Australia. Kemudian ia mengirimkannya ke rekening istrinya di Indonesia,” kata Santoso, yang dilansir Senin (14/9/2015).
”Jadi wanita Indonesia ini digunakan untuk membuka beberapa rekening bank yang kami duga memiliki hubungan dengan tersangka terorisme,” lanjut Santoso. ”Apa yang mengejutkan adalah bahwa gembong ini bukanlah imigran. Menurut pendapat saya, dia asli Australia, bukan seorang imigran. Maksud saya, dia berkulit putih.”
PPATK yang telah melacak aliran dana itu sejak 2012, menyatakan bahwa sebagian dana masih aktif di rekening bank di Indonesia. Santoso menduga kuat dana itu juga digunakan untuk memperkuat jaringan teroris di Indonesia.
(mas)