Pemerintah Yaman Tolak Hadiri Pembicaraan Damai
Minggu, 13 September 2015 - 18:29 WIB

Pemerintah Yaman Tolak Hadiri Pembicaraan Damai
A
A
A
SANAA - Pemerintah Yaman yang kini berada di pengasingan menolak untuk menghadiri pembicaraan damai yang ditengahi oleh PBB. Mereka akan hadir jika kelompok pemberontak Houthi setuju untuk menarik diri dari wilayah yang mereka duduki sesuai dengan resolusi PBB.
"Pemerintah Yaman menutuskan untuk tidak mengambil bagian dalam pertemuan apapun, sampai milisi mengakui Resolusi 2216 dan setuju untuk menerapkannya tanpa syarat apapun," begitu bunyi pernyataan singkat yang dirilis Pemerintah Yaman, seperti dinukil dari AFP, Minggu (13/9/2015).
Sebelumnya, pernyataan serupa juga pernah diungkapkan oleh Pemerintah Yaman pada pekan lalu, saat menyatakan kesediaannya menghadiri pembicaraan damai yang rencananya akan dihelat di tempat netral, yaitu Oman. Oman adalah satu-satunya negara di Teluk Arab yang belum bergabung dengan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Utusan khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed sebelumnya telah mengumumkan bahwa pihak pemberontak dan pemerintah Yaman telah bersedia untuk menghadiri pembicaraan damai. "Perundingan damai ini untuk menciptakan kerangka kerja guna sebuah kesepakatan yang sesuai dengan mekanisme PBB yang akan mengawasi kelompok Houthi menarik diri dari wilayah yang mereka duduki," kata Ahmed.
PBB sendiri telah berulang kali menyerukan gencatan senjata di Yaman. Namun, pembicaraan yang dilakukan di Jenewa pada Juni gagal terlaksana karena kedua belah pihak tidak menghadiri pertemuan tersebut.
"Pemerintah Yaman menutuskan untuk tidak mengambil bagian dalam pertemuan apapun, sampai milisi mengakui Resolusi 2216 dan setuju untuk menerapkannya tanpa syarat apapun," begitu bunyi pernyataan singkat yang dirilis Pemerintah Yaman, seperti dinukil dari AFP, Minggu (13/9/2015).
Sebelumnya, pernyataan serupa juga pernah diungkapkan oleh Pemerintah Yaman pada pekan lalu, saat menyatakan kesediaannya menghadiri pembicaraan damai yang rencananya akan dihelat di tempat netral, yaitu Oman. Oman adalah satu-satunya negara di Teluk Arab yang belum bergabung dengan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Utusan khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed sebelumnya telah mengumumkan bahwa pihak pemberontak dan pemerintah Yaman telah bersedia untuk menghadiri pembicaraan damai. "Perundingan damai ini untuk menciptakan kerangka kerja guna sebuah kesepakatan yang sesuai dengan mekanisme PBB yang akan mengawasi kelompok Houthi menarik diri dari wilayah yang mereka duduki," kata Ahmed.
PBB sendiri telah berulang kali menyerukan gencatan senjata di Yaman. Namun, pembicaraan yang dilakukan di Jenewa pada Juni gagal terlaksana karena kedua belah pihak tidak menghadiri pertemuan tersebut.
(esn)