LSM Swedia Kumpulkan Dana untuk Terbangkan Pengungsi
A
A
A
LONDON - Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Swedia mengumpulkan dana untuk menerbangkan para imigran ke Eropa. Hal ini dilakukan untuk menghindari para imigran bertaruh nyawa menyeberangi lautan atau menggali terowongan di bawah pagar perbatasan, serta untuk menghindari bentrokan dengan penjaga perbatasan.
LSM yang diberi nama Refugee Air mengumpulkan uang dari individu dan perusahaan untuk menyewa pesawat terbang guna membawa para pengungsi ke Uni Eropa sebelum musim dingin tiba.
"Kita tidak bisa hanya duduk dan menonton orang meninggal. Kita akan menunjukkan bahwa mencari suaka tidak harus dengan cara seperti itu," ujar wakil pendiri Refugee Air, Emad Zand, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/9/2015).
Refugee Air akan bekerjasama dengan sejumlah LSM untuk melakukan pra-screening secara hati-hati terhadap para penumpang untuk memastikan mereka yang melakukan perjalanan memiliki klaim suaka di negara tujuan.
Sejatinya Uni Eropa mempunyai peraturan yang mengharuskan maskapai penerbangan mengeluarkan biaya untuk penumpang yang mencari suaka ketika mereka tiba di lokasi tujuan. Aturan ini diperkuat dengan perjanjian Dewan Eropa nomor 2001/51/EC.
Namun dalam prakteknya, kebijakan ini tidak bisa dilakukan. Alhasil, banyak dari pengungsi yang tidak bisa terbang ke Eropa dan tidak mendapatkan status suaka.
"Kebijakan-kebijakan ini mendorong para pengungsi jatuh ke tangan para penyelundup yang mengambil keuntungan dari keputusan mereka," kata Zand.
Diperkirakan setengah juta pengungsi telah tiba di Eropa sepanjang tahun ini. Untuk itu, para pejabat Uni Eropa akan menerapkan kuota wajib. Namun kebijakan ini mendapat penolakan dari beberapa negara anggotanya.
LSM yang diberi nama Refugee Air mengumpulkan uang dari individu dan perusahaan untuk menyewa pesawat terbang guna membawa para pengungsi ke Uni Eropa sebelum musim dingin tiba.
"Kita tidak bisa hanya duduk dan menonton orang meninggal. Kita akan menunjukkan bahwa mencari suaka tidak harus dengan cara seperti itu," ujar wakil pendiri Refugee Air, Emad Zand, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/9/2015).
Refugee Air akan bekerjasama dengan sejumlah LSM untuk melakukan pra-screening secara hati-hati terhadap para penumpang untuk memastikan mereka yang melakukan perjalanan memiliki klaim suaka di negara tujuan.
Sejatinya Uni Eropa mempunyai peraturan yang mengharuskan maskapai penerbangan mengeluarkan biaya untuk penumpang yang mencari suaka ketika mereka tiba di lokasi tujuan. Aturan ini diperkuat dengan perjanjian Dewan Eropa nomor 2001/51/EC.
Namun dalam prakteknya, kebijakan ini tidak bisa dilakukan. Alhasil, banyak dari pengungsi yang tidak bisa terbang ke Eropa dan tidak mendapatkan status suaka.
"Kebijakan-kebijakan ini mendorong para pengungsi jatuh ke tangan para penyelundup yang mengambil keuntungan dari keputusan mereka," kata Zand.
Diperkirakan setengah juta pengungsi telah tiba di Eropa sepanjang tahun ini. Untuk itu, para pejabat Uni Eropa akan menerapkan kuota wajib. Namun kebijakan ini mendapat penolakan dari beberapa negara anggotanya.
(esn)