WikiLeaks: AS Ingin Gulingkan Assad sebelum Ada Pemberontak
A
A
A
LONDON - Pendiri situs anti-kerahasiaan WikiLeaks, Julian Assange, mengungkap buku barunya, ”The WikiLeaks Files” yang membahas soal “Kerajaan Amerika Serikat (AS)”. Dalam buku itu, Assange mengungkap bahwa AS berencana menggulingkan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad sebelum muncul pemberontak tahun 20011.
Bos WikiLeaks mengungkap rencana AS pada rezim Suriah itu dalam program ”Go Underground” di stasiun televisi Russia Today. Menurutnya, AS mulai melirik Suriah sejak 2006.
Bocoran itu dia peroleh dari bocoran kabel diplomatik dari Duta Besar AS di Damaskus pada saat itu, William Roebuck. Dokumen mengungkap bahwa diplomat AS itu mulai membicarakan hal-hal terkait rencana penggulingan Pemerintah Assad di Suriah.
“Rencana itu menggunakan sejumlah faktor yang berbeda untuk menciptakan paranoid di Pemerintah Suriah; untuk mendorong reaksi berlebihan, untuk membuatnya takut akan adanya kudeta,” kata Assange, yang dilansir Kamis (10/9/2015).
“Sehingga dalam teori itu (AS) mengatakan; 'Kami memiliki masalah dengan ekstremis Islam yang menyeberangi perbatasan dengan Irak, dan kami mengambil tindakan terhadap mereka untuk mengambil informasi ini dan membuat Pemerintah Suriah terlihat lemah, fakta bahwa itu berurusan dengan ekstremis Islam sama sekali’,” lanjut Assange.
Assange melanjutkan, rencana AS itu mencakup upaya untuk mendorong ketegangan sektarian antara Syiah dan Sunni. Assange menekankan bahwa bocoran kabel diplomatik AS itu “cukup memprihatinkan”.
Untuk memahami apa yang terjadi di sekitar Suriah, lanjut dia, salah satunya harus melihat adanya sekutu regional. ”Sebagian dari masalah di Suriah adalah bahwa Anda mendapati sejumlah sekutu AS di sekitar, terutama Saudi dan Qatar, yang menyalurkan senjata,” ujarnya.
“Turki juga (adalah) aktor yang sangat serius. (Mereka) masing-masing memiliki ambisi hegemonik mereka sendiri di wilayah tersebut. Israel juga, tidak diragukan lagi, jika Suriah cukup stabil, mungkin negara itu dapat menjaga wilayah Golan selamanya, atau bahkan memajukan wilayah itu. Jadi Anda mendapati sejumlah pemain di sekitar Suriah.”
Pemerintah AS belum merespons soal bocoran dari pendiri WikiLeaks tersebut. Namun, AS pernah diketahui berambisi menggulingkan rezim Assad. Salah satunya dengan isu penggunaaan senjata kimia oleh pasukan Suriah. Tapi, ambisi AS saat itu digagalkan Rusia yang membela sekutunya, Suriah.
Bos WikiLeaks mengungkap rencana AS pada rezim Suriah itu dalam program ”Go Underground” di stasiun televisi Russia Today. Menurutnya, AS mulai melirik Suriah sejak 2006.
Bocoran itu dia peroleh dari bocoran kabel diplomatik dari Duta Besar AS di Damaskus pada saat itu, William Roebuck. Dokumen mengungkap bahwa diplomat AS itu mulai membicarakan hal-hal terkait rencana penggulingan Pemerintah Assad di Suriah.
“Rencana itu menggunakan sejumlah faktor yang berbeda untuk menciptakan paranoid di Pemerintah Suriah; untuk mendorong reaksi berlebihan, untuk membuatnya takut akan adanya kudeta,” kata Assange, yang dilansir Kamis (10/9/2015).
“Sehingga dalam teori itu (AS) mengatakan; 'Kami memiliki masalah dengan ekstremis Islam yang menyeberangi perbatasan dengan Irak, dan kami mengambil tindakan terhadap mereka untuk mengambil informasi ini dan membuat Pemerintah Suriah terlihat lemah, fakta bahwa itu berurusan dengan ekstremis Islam sama sekali’,” lanjut Assange.
Assange melanjutkan, rencana AS itu mencakup upaya untuk mendorong ketegangan sektarian antara Syiah dan Sunni. Assange menekankan bahwa bocoran kabel diplomatik AS itu “cukup memprihatinkan”.
Untuk memahami apa yang terjadi di sekitar Suriah, lanjut dia, salah satunya harus melihat adanya sekutu regional. ”Sebagian dari masalah di Suriah adalah bahwa Anda mendapati sejumlah sekutu AS di sekitar, terutama Saudi dan Qatar, yang menyalurkan senjata,” ujarnya.
“Turki juga (adalah) aktor yang sangat serius. (Mereka) masing-masing memiliki ambisi hegemonik mereka sendiri di wilayah tersebut. Israel juga, tidak diragukan lagi, jika Suriah cukup stabil, mungkin negara itu dapat menjaga wilayah Golan selamanya, atau bahkan memajukan wilayah itu. Jadi Anda mendapati sejumlah pemain di sekitar Suriah.”
Pemerintah AS belum merespons soal bocoran dari pendiri WikiLeaks tersebut. Namun, AS pernah diketahui berambisi menggulingkan rezim Assad. Salah satunya dengan isu penggunaaan senjata kimia oleh pasukan Suriah. Tapi, ambisi AS saat itu digagalkan Rusia yang membela sekutunya, Suriah.
(mas)