AS Minta Rusia Tarik Mundur Pasukan dari Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) meminta Rusia untuk menarik mundur pasukan dan alat-alat militer mereka dari Suriah. Kerry memperingatkan kehadiran pasukan Rusia bisa memperburuk situasi di negara tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby mengatakan, Kerry telah melakukan kontak dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengenai hal ini. Kerry, lanjut Kirby, menejelaskan segala kemungkinan yang terjadi kepada Lavrov, jika Rusia tidak segera menarik mundur pasukan mereka dari Suriah.
"Kerry telah memperingatkan Lavrov, bahwa apa yang telah mereka lakukan di Suriah justru dapat memanaskan situasi, dan semakin mengintensifkan perang saudara yang terjadi di sana," kata Kirby dalam sebuah pernyataan.
"Kerry juga menegaskan keprihatinan kami tentang laporan kegiatan militer Rusia di Suriah dan kami menegaskan pandangan kami. Jika semua laporan itu benar, itu dapat menyebabkan kekerasan yang lebih besar dan ketidakstabilan di Suriah," sambungnya, seperti dilansir IB Times pada Kamis (10/9/2015).
Sejauh ini Rusia baru mengakui bahwa mereka telah mengirimkan penasihat dan alat-alat militer ke Suriah, dan ini sudah terjadi dalam setahun terakhir. Namun, Rusia belum memberikan pernyataan terkait laporan adanya pembangunan pangkalan militer dan pengiriman tentara dalam jumlah cukup besar ke Suriah.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby mengatakan, Kerry telah melakukan kontak dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengenai hal ini. Kerry, lanjut Kirby, menejelaskan segala kemungkinan yang terjadi kepada Lavrov, jika Rusia tidak segera menarik mundur pasukan mereka dari Suriah.
"Kerry telah memperingatkan Lavrov, bahwa apa yang telah mereka lakukan di Suriah justru dapat memanaskan situasi, dan semakin mengintensifkan perang saudara yang terjadi di sana," kata Kirby dalam sebuah pernyataan.
"Kerry juga menegaskan keprihatinan kami tentang laporan kegiatan militer Rusia di Suriah dan kami menegaskan pandangan kami. Jika semua laporan itu benar, itu dapat menyebabkan kekerasan yang lebih besar dan ketidakstabilan di Suriah," sambungnya, seperti dilansir IB Times pada Kamis (10/9/2015).
Sejauh ini Rusia baru mengakui bahwa mereka telah mengirimkan penasihat dan alat-alat militer ke Suriah, dan ini sudah terjadi dalam setahun terakhir. Namun, Rusia belum memberikan pernyataan terkait laporan adanya pembangunan pangkalan militer dan pengiriman tentara dalam jumlah cukup besar ke Suriah.
(esn)