Bayinya Tak Putih, Ibu Lesbian di AS Gugat Bank Sperma
A
A
A
OHIO - Seorang ibu lesbian di Amerika Serikat (AS), Jennifer Cramblet, 37, menggugat bank sperma setelah dia keliru mendapatkan donor sperma seperti yang diinginkan. Dari sperma yang dia peroleh, Cramblet melahirkan bayi ras kulit hitam Afrika-Amerika setelah menjalani inseminasi.
Padahal, wanita itu menginginkan bayi berkulit putih dan berambut pirang. Cramblet dan pasangan lesbiannya, Amandan Zinkon, 30, menggugat bank sperma atas kesalahan adiministrasi.
Cramblett yang semula ingin mendapatkan donor sperma dari pria bermata biru-putih dan berambut pirang, diberikan sperma berlabel nomor 380. Tapi ternyata sperma dengan label itu merupakan milik pendonor dengan ras Afrika-Amerika.
Bayi yang dilahirkan Cramblet kini sudah tumbuh menjadi gadis kecil berumur tiga tahun bernama Payton. Gadis kecil itu berambut keriting hitam dan kulitnya agak gelap.
Cramblet mengaku stres setelah melahirkan bayi yang tidak seperti yang dia inginkan. Dia mengaku memiliki sikap stereotip tentang orang-orang kulit hitam.“Memotong rambut seorang putri kecil tidak terlalu menegangkan bagi kebanyakan ibu, tapi untuk Jennifer itu masalah rutin, karena Payton memiliki rambut khas seorang gadis Afrika-Amerika,” bunyi gugatan yang diajukan pasangan lesbian itu, seperti dikutip Daily Mail, Senin (7/9/2015).
Untuk mendapatkan potongan rambut yang layak, Jennifer Cramblet harus melakukan perjalanan ke lingkungan warga kulit hitam. Cramblet yang dibesarkan di kota yang didominasi warga kulit putih, khawatir putrinya akan jadi satu-satunya anak non-kulit putih di sekolahnya.
Atas kekeliruan itu, Cramblett pernah menelepon pihak bank sperma bernama “Midwest Sperma Bank” di Illinois pada September tahun 2011. Kala itu, ia memverifikasi bahwa sperma yang dia inginkan berlabel nomor 330 bukan 380.
”Jennifer dikoreksi oleh resepsionis, yang menunjukkan bahwa dia memesan sperma dari donor nomor 380,” lanjut bunyi gugatan itu. Pada Desember 2011, dia menjalani inseminasi di sebuah klinik di Ohio dan pada malam Natal, Crambelt hamil.
Meski mengugat bank sperma, pasangan lesbian itu mengaku mencintai Payton. Mereka hanya khawatir, gadis kecil itu menjadi asing di lingkungan warga kulit putih.
Padahal, wanita itu menginginkan bayi berkulit putih dan berambut pirang. Cramblet dan pasangan lesbiannya, Amandan Zinkon, 30, menggugat bank sperma atas kesalahan adiministrasi.
Cramblett yang semula ingin mendapatkan donor sperma dari pria bermata biru-putih dan berambut pirang, diberikan sperma berlabel nomor 380. Tapi ternyata sperma dengan label itu merupakan milik pendonor dengan ras Afrika-Amerika.
Bayi yang dilahirkan Cramblet kini sudah tumbuh menjadi gadis kecil berumur tiga tahun bernama Payton. Gadis kecil itu berambut keriting hitam dan kulitnya agak gelap.
Cramblet mengaku stres setelah melahirkan bayi yang tidak seperti yang dia inginkan. Dia mengaku memiliki sikap stereotip tentang orang-orang kulit hitam.“Memotong rambut seorang putri kecil tidak terlalu menegangkan bagi kebanyakan ibu, tapi untuk Jennifer itu masalah rutin, karena Payton memiliki rambut khas seorang gadis Afrika-Amerika,” bunyi gugatan yang diajukan pasangan lesbian itu, seperti dikutip Daily Mail, Senin (7/9/2015).
Untuk mendapatkan potongan rambut yang layak, Jennifer Cramblet harus melakukan perjalanan ke lingkungan warga kulit hitam. Cramblet yang dibesarkan di kota yang didominasi warga kulit putih, khawatir putrinya akan jadi satu-satunya anak non-kulit putih di sekolahnya.
Atas kekeliruan itu, Cramblett pernah menelepon pihak bank sperma bernama “Midwest Sperma Bank” di Illinois pada September tahun 2011. Kala itu, ia memverifikasi bahwa sperma yang dia inginkan berlabel nomor 330 bukan 380.
”Jennifer dikoreksi oleh resepsionis, yang menunjukkan bahwa dia memesan sperma dari donor nomor 380,” lanjut bunyi gugatan itu. Pada Desember 2011, dia menjalani inseminasi di sebuah klinik di Ohio dan pada malam Natal, Crambelt hamil.
Meski mengugat bank sperma, pasangan lesbian itu mengaku mencintai Payton. Mereka hanya khawatir, gadis kecil itu menjadi asing di lingkungan warga kulit putih.
(mas)