Pelajar AS Dilempari Batu dan Bom Molotov di Hebron
A
A
A
JERUSALEM - Lima pelajar asal Amerika Serikat (AS) dilempari oleh batu dan bom molotov setelah secara sengaja memasuki wilayah Palestina di Hebron. Mereka adalah para pelajar dari Yeshiva Ultra-Ortodoks AS. Mereka sedang berjalan ke makam para leluhur mereka di Hebron, Tepi Barat, pada Kamis malam ketika dengan sengaja memasuki kawasan Palestina dari Jabel Johar.
Pada saat itulah, massa langsung berkumpul mendekati mobil yang mereka tumpangi. Tak hanya itu, massa kemudian melemparkan batu dan bom molotov ke arah mobil tersebut. Akibatnya, mobil yang ditumpangi para pelajar AS itu pun terbakar.
Seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (4/9/2015), warga setempat bahkan sempat akan melakukan upaya penyanderaan, namun gagal karena polisi dan militer Israel keburu tiba di lokasi dan mengevakuasi para pelajar AS itu. Dua dari lima orang pelajar itu mengalami luka ringan hingga sedang.
Melempari musuh dengan batu telah menjadi metode perlawanan rakyat Palestina terhadap kontrol Israel di wilayah itu. Aksi ini ditandai dengan lahirnya gerakan intifadah pertama di akhir 1980-an. Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan untuk meningkatkan personel keamanan di Yerusalem dan rute yang menuju ke sana.
Kota Hebron, yang terletak 30 km sebelah selatan Yerusalem, adalah kota terbesar di Tepi Barat dan menjadi rumah bagi sekitar 200.000 warga Palestina dan 1.000 pemukim Yahudi. Kota ini telah menjadi tempat konflik selama bertahun-tahun, sejak berdirinya pemukiman Yahudi yang merupakan efek dari perang Timur Tengah yang pecah pada tahun 1967.
Pada saat itulah, massa langsung berkumpul mendekati mobil yang mereka tumpangi. Tak hanya itu, massa kemudian melemparkan batu dan bom molotov ke arah mobil tersebut. Akibatnya, mobil yang ditumpangi para pelajar AS itu pun terbakar.
Seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (4/9/2015), warga setempat bahkan sempat akan melakukan upaya penyanderaan, namun gagal karena polisi dan militer Israel keburu tiba di lokasi dan mengevakuasi para pelajar AS itu. Dua dari lima orang pelajar itu mengalami luka ringan hingga sedang.
Melempari musuh dengan batu telah menjadi metode perlawanan rakyat Palestina terhadap kontrol Israel di wilayah itu. Aksi ini ditandai dengan lahirnya gerakan intifadah pertama di akhir 1980-an. Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan untuk meningkatkan personel keamanan di Yerusalem dan rute yang menuju ke sana.
Kota Hebron, yang terletak 30 km sebelah selatan Yerusalem, adalah kota terbesar di Tepi Barat dan menjadi rumah bagi sekitar 200.000 warga Palestina dan 1.000 pemukim Yahudi. Kota ini telah menjadi tempat konflik selama bertahun-tahun, sejak berdirinya pemukiman Yahudi yang merupakan efek dari perang Timur Tengah yang pecah pada tahun 1967.
(esn)