Bangun Basis di Eropa Timur, NATO dan Rusia Bisa Konfrontasi
A
A
A
BRUSSELS - Langkah NATO untuk mendirikan basis atau pangkalan militer di Eropa Timur bisa memicu konfrontasi dengan Rusia. Demikian peringatan dari Duta Tetap Rusia untuk NATO, Alexander Grushko, Jumat (4/9/2015).
Rencana pendirian pangkalan militer itu, kata dia, bertentangan kepentingan keamanan Eropa. ”Langkah ini, bagian dari langkah-langkah NATO yang sedang berlangsung untuk memperkuat sisi timur, yang akan iklim konflik yang menciptakan konfrontasi dengan Rusia,” kata Grushko yang menulis di akun Twitter-nya.
“Ini bertentangan dengan kepentingan keamanan nyata Eropa dan kawasan regional, yang hanya dapat dipastikan atas dasar kesetaraan dan kolektif,” lanjut Grushko. “Ini adalah jalan buntu, yang menyebabkan peningkatan ketegangan dalam skenario era Perang Dingin,” imbuh dia, seperti dikutip Sputnik.
Hubungan antara Rusia dan NATO telah memburuk di tengah krisis Ukraina. Sejak 2014, NATO telah memperkuat kehadiran militernya di negara-negara Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia. NATO juga menuduh Moskow telah ikut campur dalam urusan internal Kiev.
Sedangkan Rusia telah berulang kali membantah tuduhan NATO. Sebaliknya, Kremlin menyatakan keprihatinannya atas penguatan militer NATO di sepanjang perbatasan Rusia. Langkah NATO itu dianggap Rusia bisa menyebabkan destabilisasi di kawasan.
Rencana pendirian pangkalan militer itu, kata dia, bertentangan kepentingan keamanan Eropa. ”Langkah ini, bagian dari langkah-langkah NATO yang sedang berlangsung untuk memperkuat sisi timur, yang akan iklim konflik yang menciptakan konfrontasi dengan Rusia,” kata Grushko yang menulis di akun Twitter-nya.
“Ini bertentangan dengan kepentingan keamanan nyata Eropa dan kawasan regional, yang hanya dapat dipastikan atas dasar kesetaraan dan kolektif,” lanjut Grushko. “Ini adalah jalan buntu, yang menyebabkan peningkatan ketegangan dalam skenario era Perang Dingin,” imbuh dia, seperti dikutip Sputnik.
Hubungan antara Rusia dan NATO telah memburuk di tengah krisis Ukraina. Sejak 2014, NATO telah memperkuat kehadiran militernya di negara-negara Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia. NATO juga menuduh Moskow telah ikut campur dalam urusan internal Kiev.
Sedangkan Rusia telah berulang kali membantah tuduhan NATO. Sebaliknya, Kremlin menyatakan keprihatinannya atas penguatan militer NATO di sepanjang perbatasan Rusia. Langkah NATO itu dianggap Rusia bisa menyebabkan destabilisasi di kawasan.
(mas)