Bekas Bos CIA: AS Bisa Manfaatkan al-Qaeda untuk Tumpas ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Bekas bos atau Kepala CIA, David Petraeus, mengatakan bahwa AS bisa memanfaatkan organisasi sayap al-Qaeda untuk menumpas ISIS di Suriah. Dia ingin, Pemerintah AS mempertimbangkan usulannya itu.
Cabang al-Qaeda yang dianggap bisa dimanfaatkan AS itu adalah kelompok al-Nusra di Suriah. Menurut Petraeus, al-Nusra bisa bergabung dengan koalisi untuk memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Kita harus mencoba untuk memanfaatkan al-Nusra, afiliasi al-Qaeda di Suriah, sebagai organisasi pelawan ISIL,” kata Petraeus kepada CNN yang menggunakan nama lain dari ISIS.
”Tetapi beberapa militan individu, dan mungkin beberapa elemen, dalam al-Nusra saat ini telah diragukan lagi untuk bergabung demi tujuan oportunis dan bukan untuk alasan ideologis. Mereka melihat al-Nusra sebagai ‘kuda’ yang kuat, dan mereka belum melihat alternatif yang kredibel, seperti oposisi moderat (Suriah) yang sumber dayanya belum memadai,” ujarnya, yang dilansir Rabu (2/9/2015).
Pernyataannya Petraeus itu diikuti dengan laporan Daily Beast yang menunjukkan sikap ironi AS yang bekerja sama dengan siapa pun untuk memburu al-Qaeda untuk membalas serangan pada 11 September 2001 terhadap gedung WTC. Serangan dengan pesawat bajakan itu memicu perang AS melawan terorisme global.
Daily Beast, dalam laporannya menyatakan, bahwa beberapa pejabat AS telah berbicara tentang ide Petraeus itu. Ide itu dianggap “politis beracun” dan hampir tidak mungkin bisa dijalankan karena berisiko.
Cabang al-Qaeda yang dianggap bisa dimanfaatkan AS itu adalah kelompok al-Nusra di Suriah. Menurut Petraeus, al-Nusra bisa bergabung dengan koalisi untuk memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Kita harus mencoba untuk memanfaatkan al-Nusra, afiliasi al-Qaeda di Suriah, sebagai organisasi pelawan ISIL,” kata Petraeus kepada CNN yang menggunakan nama lain dari ISIS.
”Tetapi beberapa militan individu, dan mungkin beberapa elemen, dalam al-Nusra saat ini telah diragukan lagi untuk bergabung demi tujuan oportunis dan bukan untuk alasan ideologis. Mereka melihat al-Nusra sebagai ‘kuda’ yang kuat, dan mereka belum melihat alternatif yang kredibel, seperti oposisi moderat (Suriah) yang sumber dayanya belum memadai,” ujarnya, yang dilansir Rabu (2/9/2015).
Pernyataannya Petraeus itu diikuti dengan laporan Daily Beast yang menunjukkan sikap ironi AS yang bekerja sama dengan siapa pun untuk memburu al-Qaeda untuk membalas serangan pada 11 September 2001 terhadap gedung WTC. Serangan dengan pesawat bajakan itu memicu perang AS melawan terorisme global.
Daily Beast, dalam laporannya menyatakan, bahwa beberapa pejabat AS telah berbicara tentang ide Petraeus itu. Ide itu dianggap “politis beracun” dan hampir tidak mungkin bisa dijalankan karena berisiko.
(mas)