Al Shabaab Rebut Pangkalan Militer Uni Afrika

Selasa, 01 September 2015 - 16:05 WIB
Al Shabaab Rebut Pangkalan Militer Uni Afrika
Al Shabaab Rebut Pangkalan Militer Uni Afrika
A A A
MOGADISHU - Militan Al Shabaab menyerang pangkalan militer pasukan multinasional, Uni Afrika (UA), di Somalia Selatan. Serangan tersebut diklaim menewaskan puluhan tentara UA.

Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (1/9/2015), Al Shabaab menyerang dengan menabrakkan sebuah mobil yang telah dipasangi bom ke pangkalan militer. Setelah, para milisi menyerbu masuk pangkalan yang dijalankan oleh misi penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia, AMISOM.

Al Shabaab mengatakan serangan terhadap pangkalan militer yang berada di Janale, sekitar 90 km (55 mil) dari ibukota Mogadishu, itu menewaskan 50 tentara penjaga perdamaian. Namun, hal ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.

"Sekarang pangkalan AMISOM di Janale berada di bawah kendali kami," ujar juru bicara operasi militer Al Shabaab, Sheikh Abdiasis Abu Musab, kepada Reuters.

Sementara itu seorang perwira militer Somalia yang berbasis di sebuah kota dekat Janale, Kapten Bilow Idow mengatakan, hubungan dengan pangkalan telah terputus karena Al Shabaab telah menghancurkan sebuah jembatan di dekat pangkalan.

"Tidak ada pasukan yang bisa mencapai kesana," kata Idow. "Begitu banyak yang tewas dan kerusakan yang terjadi."

Sedangkan pihak AMISOM dan pemerintah Somalia belum mengeluarkan pernyataan terkait hal tersebut. Namun, serangan tersebut dibenarkan oleh warga penduduk yang berada di dekat pangakalan militer Janale.

"Setelah kami beribadah pada pagi hari, kami mendengar ledakan yang sangat besar diikuti oleh tembakan dari pangkalan AMISOM. Kami tidak bisa melihat lebih jelas lagi seperti apa kejadian di sana," ujar seorang warga, Ahmed olow.

Kelompok Al Shabaab ingin menggulingkan pemerintahan yang sah di Somalia, yang mendapat dukungan dari barat, dan menggantikannya dengan negara Islam. Tidak hanya di Somalia, mereka juga mengacau dan menyerang sejumlah negara tetangga seperti Kenya dan Uganda. Hal ini dilakukan sebagai balasan atas bantuan militer yang diberikan keduanya sebagai bagian dari penjaga perdamaian.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6889 seconds (0.1#10.140)