Liburan Musim Panas, Mahasiswa Irak Latihan Melawan ISIS

Sabtu, 22 Agustus 2015 - 20:31 WIB
Liburan Musim Panas,...
Liburan Musim Panas, Mahasiswa Irak Latihan Melawan ISIS
A A A
BAGHDAD - Biasanya, liburan musim panas bagi mahasiswa adalah waktu untuk menghilangkan penat. Para mahasiswa kerap pergi berlibur atau mendapatkan uang tambahan dengan bekerja paruh waktu. Namun, hal itu tidak berlaku bagi sejumlah mahasiswa di Irak. Mereka mengisi waktu liburan musim panas dengan belajar dan berlatih cara melawan ISIS.

Kementerian Pendidikan Irak pada bulan lalu telah memerintahkan setiap Perguruan Tinggi dan universitas yang wilayahnya tidak dikuasai oleh ISIS untuk melatih siswa mereka guna melawan kelompok ekstrimis itu. Hal ini didorong oleh panggilan untuk angkat senjata yang dikeluarkan oleh seorang ulama Syiah ternama.

Para mahasiswa ini dilatih oleh anggota kelompok milisi yang didukung oleh Iran. Milisi ini dikenal sebagai Popular Mobilisasi Unit atau PMU, seperti dikutip dari NBC News, Sabtu (22/8/2015).

Namun, sebuah laporan dari Associated Press menyatakan, kelompok ini telah mendirikan kamp pelatihan musim panas sendiri dengan melibatkan remaja. Amerika Serikat tidak melakukan kerjasama dengan PMU yang didominasi oleh kelompok Syiah. Kelompok ini juga tidak bekerjasama dengan pasukan keamanan Irak.

Hal ini mengundang reaksi dari AS. Kedutaan besar AS di Baghdad mengaku sangat prihatin dengan penggunaan anak-anak sebagai tentara. Konvensi Pencegahan Anak Menjadi Tentara pada 2008 mengatakan tidak dapat dibenarkan pemerintah membentuk tentara dari anak-anak sebagai bentuk dukungan militer.

Meski begitu, pandangan berbeda dilontarkan oleh seorang mahasiswa ilmu pengetahuan, Zahra'a Mohammed Abdul Hassan. Menurutnya, pelatihan militer yang dilakukan oleh mahasiswa Irak mungkin terlihat ekstrim oleh AS. Sebab, mahasiswa di AS biasanya mengisi musim panas dengan bekerja paruh waktu.

"Pasukan Irak dan PMU berperang di medan yang berbeda di bawah kondisi yang tidak menguntungkan. Jadi, dengan meluangkan waktu dua jam untuk berlatih dalam kurun dua pekan, saya rasa tidaklah buruk jika dibandingkan dengan apa yang dihadapi oleh para tentara setiap harinya," ujar perempuan berusia 21 tahun ini.

Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh sejumlah mahasiswa lainnya. "Kita hidup di wilayah yang tidak stabil dan dikelilingi oleh banyak musuh," ujar seorang mahasiswa pendidikan jasmani, Muntaser Ghazi Raheem (21). "Dan saya rasa, kami memang perlu latihan militer untuk mempertahankan negeri kami," tambahnya. Ia mengaku belum pernah menggunakan senjata seumur hidupnya.
(esn)
Berita Terkait
Enam Tahun Pasca Serangan...
Enam Tahun Pasca Serangan ISIS, Nasib Kaum Yazidi Masih Belum Jelas
Irak Setop Tayangan...
Irak Setop Tayangan Prank Berbau Aksi Teror
Bom Sepeda Motor Tewaskan...
Bom Sepeda Motor Tewaskan 4 Orang di Irak, Diduga Dilakukan ISIS
ISIS Masih Kuat, NATO...
ISIS Masih Kuat, NATO akan Kirim 3.500 Pasukan Tambahan ke Irak
Warga Irak Sambut Paus...
Warga Irak Sambut Paus Fransiskus di Bekas Pertahanan ISIS
Pernah Jajah Irak, George...
Pernah Jajah Irak, George Bush Akui Tak Tahu Banyak Urusan Internasional
Berita Terkini
Polisi Kashmir Ungkap...
Polisi Kashmir Ungkap Para Tersangka Serangan Pahalgam
1 jam yang lalu
10 Paus Gereja Katolik...
10 Paus Gereja Katolik yang Hidup Sezaman dengan Nabi Muhammad
1 jam yang lalu
Siapa Pelaku Pembantaian...
Siapa Pelaku Pembantaian Turis Hindu di Kashmir?
2 jam yang lalu
3 Kota Judi di Kamboja...
3 Kota Judi di Kamboja yang Telan Puluhan Korban Warga Negara Indonesia
3 jam yang lalu
Mengapa Kashmir Jadi...
Mengapa Kashmir Jadi Pusat Ketegangan antara India dan Pakistan?
4 jam yang lalu
Profil Ibrahim Traore,...
Profil Ibrahim Traore, Penguasa Burkina Faso yang Disebut Bakal Gratiskan Pendidikan SD hingga Kuliah
4 jam yang lalu
Infografis
Waspada! Bahaya Ponsel...
Waspada! Bahaya Ponsel Meledak karena Panas di Musim Kemarau
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved