Hamas dan Jihad Islam Ingatkan Israel Soal Tahanan
A
A
A
GAZA - Kelompok Hamas dan Jihad Islam memperingatkan Israel terkait tindakan terhadap ratusan tahanan Palestina yang dipenjara oleh negara zionis itu. Kedua kelompok itu mengatakan, Pemerintah Israel harus menerima tuntutan yang adil dari para tahanan Palestina di penjara-penjara yang ada di negara itu.
"Membahayakan kehidupan tahanan di penjara adalah pelanggaran berat, yang membuat seluruh faksi untuk bersatu dan mengakhiri pelanggaran yang menempatkan para tahanan dalam kehidupan yang penuh risiko ini," bunyi pernyataan bersama kedua kelompok itu seperti dikutip dari Xinhua, Senin (17/8/2015).
Pernyataan bersama itu juga menyinggung nasib Mohammed Allan, tahanan asal Palestina yang melakukan mogok makan selama hampir dua bulan. Menurut keduanya, Israel bertanggung jawab penuh atas kehidupan Mohammed Allan.
Sebelumnya, pemimpin kedua kelompok itu telah melakukan pertemuan dan sepakat untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang dan bagaimana menghadapi perubahan politik yang akan datang di wilayah Gaza.
Mereka juga sepakat untuk mencapai kesepakatan internal Palestina dan melaksanakan perjanjian rekonsiliasi yang ditandangatangi oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbad dan kelompok Fatah.
"Membahayakan kehidupan tahanan di penjara adalah pelanggaran berat, yang membuat seluruh faksi untuk bersatu dan mengakhiri pelanggaran yang menempatkan para tahanan dalam kehidupan yang penuh risiko ini," bunyi pernyataan bersama kedua kelompok itu seperti dikutip dari Xinhua, Senin (17/8/2015).
Pernyataan bersama itu juga menyinggung nasib Mohammed Allan, tahanan asal Palestina yang melakukan mogok makan selama hampir dua bulan. Menurut keduanya, Israel bertanggung jawab penuh atas kehidupan Mohammed Allan.
Sebelumnya, pemimpin kedua kelompok itu telah melakukan pertemuan dan sepakat untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang dan bagaimana menghadapi perubahan politik yang akan datang di wilayah Gaza.
Mereka juga sepakat untuk mencapai kesepakatan internal Palestina dan melaksanakan perjanjian rekonsiliasi yang ditandangatangi oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbad dan kelompok Fatah.
(esn)