PM Turki Sebut Zona Larangan Terbang di Suriah Sangat Dibutuhkan
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu mengatakan, pihaknya akan mendorong lagi kebijakan zona larangan terbang di atas Suriah utara. Menurutnya, langkah ini perlu diambil untuk melindungi warga sipil dari serangan kelompok ISIS dan tentara Suriah.
"Kami akan bekerjasama dengan Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan zona aman bagi para korban perang," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (12/8/2015). Davutoglu bahkan menyatakan, tidak menutup kemungkinan Turki akan mengirimkan pasukan untuk melindungi daerah aman tersebut.
Sekedar informasi, berdasarkan data milik PBB, Turki adalah rumah bagi pengungsi Suriah, dimana lebih dari 1,8 juta warga negara Suriah berada di negara itu. Angka ini lebih banyak dari negara manapun yang juga menampung mereka yang menjadi korban perang saudara di Suriah.
Terkait kemungkinan masuknya imigran asal Suriah ke Eropa, Davutoglu menyatakan, hal ini merupakan tanggung jawab dunia internasional untuk menghentikan konflik di Suriah. Karenanya, ia mengajak masyarakat internasional berbuat lebih banyak untuk menyelesaikan konflik yang telah berjalan selama empat tahun itu.
Ia bahkan mengkritik sikap negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB karena gagal membuat keputusan yang bulat untuk menghentikan kekejaman di Suriah.
Dalam kesempatan itu, Davutoglu membantah jika negaranya telah membantu kelompok ISIS maupun kelompok ekstrimis lainnya untuk menciptakan kestabilan di negara itu. Ia menyatakan, lebih memilih untuk memperkuat kelompok oposisi moderat Suriah.
"Jika ada kekuatan yang cukup moderat di Suriah, tidak akan ada bantuan militer dari negara lain termasuk Turki ke Suriah," tegasnya.
"Kami akan bekerjasama dengan Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan zona aman bagi para korban perang," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (12/8/2015). Davutoglu bahkan menyatakan, tidak menutup kemungkinan Turki akan mengirimkan pasukan untuk melindungi daerah aman tersebut.
Sekedar informasi, berdasarkan data milik PBB, Turki adalah rumah bagi pengungsi Suriah, dimana lebih dari 1,8 juta warga negara Suriah berada di negara itu. Angka ini lebih banyak dari negara manapun yang juga menampung mereka yang menjadi korban perang saudara di Suriah.
Terkait kemungkinan masuknya imigran asal Suriah ke Eropa, Davutoglu menyatakan, hal ini merupakan tanggung jawab dunia internasional untuk menghentikan konflik di Suriah. Karenanya, ia mengajak masyarakat internasional berbuat lebih banyak untuk menyelesaikan konflik yang telah berjalan selama empat tahun itu.
Ia bahkan mengkritik sikap negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB karena gagal membuat keputusan yang bulat untuk menghentikan kekejaman di Suriah.
Dalam kesempatan itu, Davutoglu membantah jika negaranya telah membantu kelompok ISIS maupun kelompok ekstrimis lainnya untuk menciptakan kestabilan di negara itu. Ia menyatakan, lebih memilih untuk memperkuat kelompok oposisi moderat Suriah.
"Jika ada kekuatan yang cukup moderat di Suriah, tidak akan ada bantuan militer dari negara lain termasuk Turki ke Suriah," tegasnya.
(esn)