Jepang Cari Kebenaran Soal Isu Penyadapan
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang menyatakan belum akan memberikan respon apapun mengenai kabar penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa pejabat dan pengusaha mereka. Negeri Sakura itu menyebut masih mencari kebenaran tentang laporan itu, sebelumnya memutuskan langkah apa yang mereka ambil.
"Jika ini benar, hal ini sangat disesalkan. Kita perlu mengajukan protes. Tapi pemerintah Jepang pertama harus memverifikasi itu," kata seorang pejabat Jepang dalam kondisi anonim, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (2/8/2015).
Seperti diberitakan sebelumnya, kabar penyadapan ini diungkap oleh situs anti-kerahasiaan, WikiLeaks. Dalam laporannya WikiLeaks menyebut AS telah melakukan penyadapan terhadap puluhan pejabat dan pengusaha Jepang.
WikiLeaks mengatakan penyadapan ini bukan hanya dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional AS atau NSA, melainkan oleh empat badan intelijen AS lainnya. WikiLeaks menyebut kelima badan itu mengambil informasi yang berhubungan dengan oposisi Jepang pada perdagangan internasional dan perubahan iklim, dari tahun 2007 hingga 2009.
Dalam laporannya, WikiLeaks memamaparkan bahwa hasil dari penyadapan tersebut tidak hanya digunakan oleh AS, melainkan disebar ke beberapa negara sekutu AS yang tergabung dalam kelompik lima mata, yakni Australia, Kanada, Inggris, dan Selandia Baru.
"Jika ini benar, hal ini sangat disesalkan. Kita perlu mengajukan protes. Tapi pemerintah Jepang pertama harus memverifikasi itu," kata seorang pejabat Jepang dalam kondisi anonim, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (2/8/2015).
Seperti diberitakan sebelumnya, kabar penyadapan ini diungkap oleh situs anti-kerahasiaan, WikiLeaks. Dalam laporannya WikiLeaks menyebut AS telah melakukan penyadapan terhadap puluhan pejabat dan pengusaha Jepang.
WikiLeaks mengatakan penyadapan ini bukan hanya dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional AS atau NSA, melainkan oleh empat badan intelijen AS lainnya. WikiLeaks menyebut kelima badan itu mengambil informasi yang berhubungan dengan oposisi Jepang pada perdagangan internasional dan perubahan iklim, dari tahun 2007 hingga 2009.
Dalam laporannya, WikiLeaks memamaparkan bahwa hasil dari penyadapan tersebut tidak hanya digunakan oleh AS, melainkan disebar ke beberapa negara sekutu AS yang tergabung dalam kelompik lima mata, yakni Australia, Kanada, Inggris, dan Selandia Baru.
(esn)