Warga Sipil AS Siap Perang dengan Teroris Dalam Negeri

Kamis, 23 Juli 2015 - 15:31 WIB
Warga Sipil AS Siap...
Warga Sipil AS Siap Perang dengan Teroris Dalam Negeri
A A A
TENNESSEE - Kelompok warga sipil bersenjata di Amerika Serikat (AS) bernama “Oath Keepers” menyatakan siap perang dengan para penyerang militer AS yang dianggap sebagai “teroris dalam negeri”.

Kelompok warga sipil bersenjata itu akan siaga di dekat sejumlah fasilitas militer AS untuk melawan siapa pun yang menargetkan tentara AS dalam serangan bersenjata. Oath Keepers muncul sebagai respons penyerangan dua fasilitas perekrutan militer AS di Chattanooga dan Tennessee, yang menewaskan empat marinir AS.

Serangan itu dilakukan Muhammad Youssef Abdulazeez, 24, warga negara AS naturalisasi dari Kuwait yang tinggal di Hixson, Tennessee. Dia tercatat sebagai lulusan Universitas Tennessee tahun 2012 bidang teknik. (Baca: Dua Pusat Militer AS Diberondong Tembakan, 5 Tewas)

Sebutan “teroris dalam negeri” semula dimunculkan oleh jaksa di Tennessee, Bill Killian, saat agen khusus FBI menyelidiki serangan di fasilitas militer AS itu. “Insiden ini diperlakukan sebagai aksi terorisme dalam negeri,” kata Bill Killian.

Average Joes, salah satu warga sipil yang mengangkat senjata telah siaga di luar pusat rekrutmen tentara AS. Dia mengaku siap melindungi orang-orang yang rentan diserang pihak-pihak yang menentang kebijakan militer AS.

Para warga sipil bersenjata itu juga tampak berdiri sekitar pusat perekrutan militer di wilayah lain seperti Georgia, Wisconsin, Arizona, New Hampshire, Alabama, Ohio dan Kentucky.

Clint Janney, 38, salah satu warga sipil bersenjata yang bergabung dengan Oath Keepers siaga dengan pistol berkaliber 9 mm di pinggulnya. Dia sejatinya adalah pemilik perusahaan pintu garasi. “Kami di sini untuk melayani dan melindungi,” katanya, kepada Associated Press, yang dilansir Kamis (23/7/2015).

”Jika pemerintah tidak akan melakukan, kami akan melakukan,” katanya lagi mengacu pada perlawanan terhadap pihak yang menyerang militer AS.

Di New Hampshire, pemilik toko senjata, Brian Blackden juga siaga dengan senapan sniper dan pistol.”Kami siap berperang,” katanya kepada The Daily Beast. ”Kita perlu membuktikan kepada orang-orang yang jahat kepada Anda yang telah berjuang untuk militer kita, Anda berjuang untuk kami, untuk rakyat negeri ini,” ujarnya.

Presiden Oath Keepers, Stewart Rhodes, menyebut gerakan warga sipil mengangkat senjata ini sebagai hal “gila”. Karena anggota masyarakat sipil justru melakukan tugas militer AS. ”Mereka (tentara) akan lebih baik jika mereka berjalan menyusuri jalan-jalan Baghdad, karena setidaknya di Baghdad, mereka bisa bergerak. Di sini, mereka diam,” ujarnya.

Pentagon belum berkomentar tentang gerakan warga sipil bersenjata yang siap perang dengan para penyerang militer AS. Pemerintah Presiden Barack Obama sejatinya sudah lama ingin membuat kebijakan untuk melucuti senjata warga sipil, tapi parlemen AS belum setuju.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0772 seconds (0.1#10.140)