Tegang dengan China, Filipina Buka Pangkalan Militer Perang Dingin
A
A
A
MANILA - Filipina membuka kembali pangkalan militer Teluk Subic yang digunakan Amerika Serikat (AS) saat Perang Dingin pecah. Pangkalan militer itu buka lagi setelah Filipina terlibat ketegangan dengan China terkait sengketa Laut China Selatan.
Padahal, pangkalan militer Teluk Subic telah ditutup selama 20 tahun terakhir. Pangkalan militer itu berada di Kota Olongapo, Manila utara.
Filipina berencana menempatkan pesawat-pesawat jet tempur baru dan dua kapal perang bekas di pangkalan militer itu awal tahun depan. Dengan dibukanya pangkalan militer itu, AS berpeluang ikut menempatkan kekuatan militernya di Filipina.
Di bawah “Perjanjian Kerjasama Peningkatan Pertahanan” yang baru-baru ini ditandatangani pihak Manila dan Washington, militer AS sekarang dapat menyebarkan aset militernya di pangkalan Filipina untuk waktu yang cukup lama. Perjanjian itu juga memungkinkan bagi AS untuk membangun barak militer dan fasilitas lain untuk keperluan logistik.
Pada tahun lalu, perjanjian seperti itu telah dibekukan kubu politik sayap kiris yang berkuasa di Filipina. Namun, pada tahun ini AS dan Filipina kembali membuat perjanjian kerjasama militer.
Pihak AS Pentagon mengatakan bahwa sudah ada pembicaraan informal tentang lokasi pangkalan militer Filipina yang digunakan dalam perjanjian pertahanan kedua negara.
Teluk Subic telah diubah menjadi zona ekonomi setelah Filipina mengakhiri perjanjian kerjasama militer dengan AS usai Perang Dingin, di mana pangkalan militer di Teluk Subic akhirnya ditutup pada tahun 1992.
“Kembali ke Teluk Subic, kali ini dipimpin oleh Angkatan Udara Filipina. Tampaknya akan menjadi respons atas kebijakan pertahanan,” kata Patrick Cronin, ahli di Centre for a New American Security di Washington, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/7/2015).
Menurut ChannelNewsAsia,pangkalan Teluk Subic terletak di sisi barat Pulau Luzon, yang menghadap ke Laut China. Posisi pangkalan militer itu memungkinkan setiap aksi militer lebih cepat terhadap setiap agresi pihak “musuh”.
Padahal, pangkalan militer Teluk Subic telah ditutup selama 20 tahun terakhir. Pangkalan militer itu berada di Kota Olongapo, Manila utara.
Filipina berencana menempatkan pesawat-pesawat jet tempur baru dan dua kapal perang bekas di pangkalan militer itu awal tahun depan. Dengan dibukanya pangkalan militer itu, AS berpeluang ikut menempatkan kekuatan militernya di Filipina.
Di bawah “Perjanjian Kerjasama Peningkatan Pertahanan” yang baru-baru ini ditandatangani pihak Manila dan Washington, militer AS sekarang dapat menyebarkan aset militernya di pangkalan Filipina untuk waktu yang cukup lama. Perjanjian itu juga memungkinkan bagi AS untuk membangun barak militer dan fasilitas lain untuk keperluan logistik.
Pada tahun lalu, perjanjian seperti itu telah dibekukan kubu politik sayap kiris yang berkuasa di Filipina. Namun, pada tahun ini AS dan Filipina kembali membuat perjanjian kerjasama militer.
Pihak AS Pentagon mengatakan bahwa sudah ada pembicaraan informal tentang lokasi pangkalan militer Filipina yang digunakan dalam perjanjian pertahanan kedua negara.
Teluk Subic telah diubah menjadi zona ekonomi setelah Filipina mengakhiri perjanjian kerjasama militer dengan AS usai Perang Dingin, di mana pangkalan militer di Teluk Subic akhirnya ditutup pada tahun 1992.
“Kembali ke Teluk Subic, kali ini dipimpin oleh Angkatan Udara Filipina. Tampaknya akan menjadi respons atas kebijakan pertahanan,” kata Patrick Cronin, ahli di Centre for a New American Security di Washington, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/7/2015).
Menurut ChannelNewsAsia,pangkalan Teluk Subic terletak di sisi barat Pulau Luzon, yang menghadap ke Laut China. Posisi pangkalan militer itu memungkinkan setiap aksi militer lebih cepat terhadap setiap agresi pihak “musuh”.
(mas)