Perangi ISIS, Eks Model Cantik Kanada Beber Kisah Mengerikan
A
A
A
OTTAWA - Tiger Sun, 46, mantan model cantik Kanada selama empat bulan ikut angkat senjata untuk memerangi ISIS di Suriah. Dia membeberkan kisah mengerikan tentang situasi medan perang di Suriah yang membuatnya tidak tahan dan akhirnya memilih pulang ke negaranya.
Tiger Sun semula meninggalkan Kanada dan pergi ke Suriah pada bulan Maret 2015 untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dia angkat senjata dan bergabung dengan pasukan Kurdi.
Di awal-awal terjun ke medan perang di Suriah, Tiger Sun melihat pemandangan mengerikan. Di mana, seorang gadis kecil tewas terkena ranjau darat yang meledak. Menurutnya, gadis kecil itu tidak tertolong karena pasukan Kurdi tidak memiliki bekal pelatihan medis.
Dia juga kerap menginjak potongan jari yang hangus saat patroli di medan perang. Tiger Sun hanya mampu bertahan empat bulan dan memilih pulang ke Kanda, setelah dia mengalami kekurangan gizi akibat kondisi medan perang di Suriah yang memprihatinkan.
Mantan model ini juga bercerita soal skandal asmara para pasukan pria dan wanita anti-ISIS, namun dirahasiakan secara rapi. “Saya menyaksikan hal-hal yang tidak pernah bisa dibayangkan,” ujarnya dalam wawancara dengan Daily Mail.
”Saya menginjak jari sekali. Jari itu hangus hitam. Tubuh lainnya muncul tapi tidak terlalu tampak,” katanya. Dia tertarik memerangi ISIS di Suriah setelah melihat sebuah video propaganda ISIS menampilkan John McGuire, seorang mualaf kulit putih asal Ottawa.
Tepat pada tanggal 1 Maret 2015, dia meninggalkan putrinya terbang ke Irak sebelum akhirnya menyeberang ke Suriah. Tanpa pelatihan, dia nekat mengangkat senjata dan terjun ke medan pertempuran.
”Apakah saya melihat kekerasan? Apakah saya melihat ISIS membunuh orang yang tidak bersalah? Ya, saya lihat dalam perjuangan saya,” katanya.
“Saya melihat mereka berusaha membunuh kami. Kami melihat Daesh (ISIS), kami membunuh Daesh, dan itu saja. Ini sebenarnya cukup sederhana. Saya makan siang dengan tumpukan otak (manusia). Itu bukan masalah besar,” ungkap dia.
”Ketika saya melihat teman-teman membunuh, saya sedikit menangis, tapi Anda hanya harus menerima bahwa ini terjadi dalam perang,” paparnya, yang dilansir semalam (6/7/2015). ”Ini sangat tidak adil, tapi itu kenyataan dalam situasi seperti itu.”
Menurutnya, banyak warga Yazidi, Arab dan Kurdi bergabung setelah mereka kehilangan orang-orang yang mereka cintai. “Banyak yang bergabung dengan YPG atau YPJ (pasukan Kurdi) untuk membalas dendam, atau karena mereka tidak lagi memiliki keluarga,” kata Tiger Sun. ”Mereka tampaknya menyembunyikan rasa berkabung mereka. Saya jarang melihat orang menangis.”
Tiger Sun semula meninggalkan Kanada dan pergi ke Suriah pada bulan Maret 2015 untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dia angkat senjata dan bergabung dengan pasukan Kurdi.
Di awal-awal terjun ke medan perang di Suriah, Tiger Sun melihat pemandangan mengerikan. Di mana, seorang gadis kecil tewas terkena ranjau darat yang meledak. Menurutnya, gadis kecil itu tidak tertolong karena pasukan Kurdi tidak memiliki bekal pelatihan medis.
Dia juga kerap menginjak potongan jari yang hangus saat patroli di medan perang. Tiger Sun hanya mampu bertahan empat bulan dan memilih pulang ke Kanda, setelah dia mengalami kekurangan gizi akibat kondisi medan perang di Suriah yang memprihatinkan.
Mantan model ini juga bercerita soal skandal asmara para pasukan pria dan wanita anti-ISIS, namun dirahasiakan secara rapi. “Saya menyaksikan hal-hal yang tidak pernah bisa dibayangkan,” ujarnya dalam wawancara dengan Daily Mail.
”Saya menginjak jari sekali. Jari itu hangus hitam. Tubuh lainnya muncul tapi tidak terlalu tampak,” katanya. Dia tertarik memerangi ISIS di Suriah setelah melihat sebuah video propaganda ISIS menampilkan John McGuire, seorang mualaf kulit putih asal Ottawa.
Tepat pada tanggal 1 Maret 2015, dia meninggalkan putrinya terbang ke Irak sebelum akhirnya menyeberang ke Suriah. Tanpa pelatihan, dia nekat mengangkat senjata dan terjun ke medan pertempuran.
”Apakah saya melihat kekerasan? Apakah saya melihat ISIS membunuh orang yang tidak bersalah? Ya, saya lihat dalam perjuangan saya,” katanya.
“Saya melihat mereka berusaha membunuh kami. Kami melihat Daesh (ISIS), kami membunuh Daesh, dan itu saja. Ini sebenarnya cukup sederhana. Saya makan siang dengan tumpukan otak (manusia). Itu bukan masalah besar,” ungkap dia.
”Ketika saya melihat teman-teman membunuh, saya sedikit menangis, tapi Anda hanya harus menerima bahwa ini terjadi dalam perang,” paparnya, yang dilansir semalam (6/7/2015). ”Ini sangat tidak adil, tapi itu kenyataan dalam situasi seperti itu.”
Menurutnya, banyak warga Yazidi, Arab dan Kurdi bergabung setelah mereka kehilangan orang-orang yang mereka cintai. “Banyak yang bergabung dengan YPG atau YPJ (pasukan Kurdi) untuk membalas dendam, atau karena mereka tidak lagi memiliki keluarga,” kata Tiger Sun. ”Mereka tampaknya menyembunyikan rasa berkabung mereka. Saya jarang melihat orang menangis.”
(mas)