Toleransi di Kanada, Masjid Tolong Gereja yang Dirusak
A
A
A
MISSISSAUGA - Sebuah masjid di Mississauga, Kanada, telah menyumbangkan ribuan dolar untuk membantu gereja yang dirusak pria tak dikenal. Gereja itu rusak akibat serangan vanalisme yang oleh polisi disebut sebagai kejahatan rasial.
Imam masjid dari Sayeda Khadjijah Centre di Mississauga, Hamid Slimi, menunjukkan toleransi antar-umat beragama dengan mengunjungi Gereja Katolik Siena di St. Catherine.
Imam masjid itu terkejut ketika pemimpin gereja, Camillo Lando, menunjukkan rekaman video tentang aksi vandalisme yang menimpa gereja tersebut.
”Itu adalah adegan yang sangat buruk. Orang yang melakukannya telah merobek halaman dari Alkitab. Dia mematahkan altar. Ia melemparkan salib. Ketika saya melihat ini, saya pikir itu kesalahan murni,” kata Slimi, seperti dikutip Russia Today.
Serangan terhadap gereja itu ternyata sudah dua kali, yakni pada bulan April dan Mei 2015. Polisi telah menahan seorang pria lokal berusia 22 tahun yang dituduh melakukan kejahatan rasial dengan merusak gereja.
Setelah melihat rekaman serangan terhadap gereja itu, Imam Slimi berbicara kepada jemaah masjid tentang niatnya untuk memberikan dana sumbangan.
”Saya mengatakan kepada komunitas saya, tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang. Tapi gereja membutuhkan dana. Kami percaya tidak ada diskriminasi dalam amal. Ini adalah tindakan yang dihargai. Tidak peduli siapa yang menerima,” ujar imam masjid itu.
Dalam sehari, jemaah masjid itu bisa menggalang dana sebesar CAD$5 ribu (dolar Kanada). Iman Slimi telah memberikan cek untuk Lando dan dewan gereja.”Ini adalah apa yang setiap Muslim akan lakukan,” kata Slimi yang dilansir Senin (29/6/2015).
Imam masjid dari Sayeda Khadjijah Centre di Mississauga, Hamid Slimi, menunjukkan toleransi antar-umat beragama dengan mengunjungi Gereja Katolik Siena di St. Catherine.
Imam masjid itu terkejut ketika pemimpin gereja, Camillo Lando, menunjukkan rekaman video tentang aksi vandalisme yang menimpa gereja tersebut.
”Itu adalah adegan yang sangat buruk. Orang yang melakukannya telah merobek halaman dari Alkitab. Dia mematahkan altar. Ia melemparkan salib. Ketika saya melihat ini, saya pikir itu kesalahan murni,” kata Slimi, seperti dikutip Russia Today.
Serangan terhadap gereja itu ternyata sudah dua kali, yakni pada bulan April dan Mei 2015. Polisi telah menahan seorang pria lokal berusia 22 tahun yang dituduh melakukan kejahatan rasial dengan merusak gereja.
Setelah melihat rekaman serangan terhadap gereja itu, Imam Slimi berbicara kepada jemaah masjid tentang niatnya untuk memberikan dana sumbangan.
”Saya mengatakan kepada komunitas saya, tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang. Tapi gereja membutuhkan dana. Kami percaya tidak ada diskriminasi dalam amal. Ini adalah tindakan yang dihargai. Tidak peduli siapa yang menerima,” ujar imam masjid itu.
Dalam sehari, jemaah masjid itu bisa menggalang dana sebesar CAD$5 ribu (dolar Kanada). Iman Slimi telah memberikan cek untuk Lando dan dewan gereja.”Ini adalah apa yang setiap Muslim akan lakukan,” kata Slimi yang dilansir Senin (29/6/2015).
(mas)