Diduga Disadap AS, Presiden Prancis Geram

Rabu, 24 Juni 2015 - 18:59 WIB
Diduga Disadap AS, Presiden...
Diduga Disadap AS, Presiden Prancis Geram
A A A
PARIS - Presiden Prancis Francois Hollande mengaku geram dengan adanya laporan yang dirilis WikiLeaks, soal penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat (AS). Dalam laporan WikiLeaks, AS sudah menyadap tiga Presiden Prancis, termasuk Hollande. Hollande mengatakan, bahwa aksi penyadapan yang dilakukan oleh AS melalui NSA itu benar-benar tidak bisa diterima.

Dirinya menegaskan, Prancis tidak akan mentolelir setiap aksi yang dapat mengancam negara, termasuk aksi penyedapan terhadap pemimpin Prancis.

"Prancis tidak akan mentolerir tindakan yang mengancam keamanan dan perlindungan terhadap setiap kepentingannya," bunyi pernyataan kantor Kepresidenan Prancis, seperti dilansir Reuters pada Rabu (24/6/2015).

Pernyataan itu juga menyebut, aksi penyadapan semacam ini sejatinya pernah terbongkar di masa lalu, dan AS telah berkomitmen untuk tidak melakukannya lagi. "Komitmen telah dibuat oleh pemerintah AS. Mereka seharusnya mengingatnya, dan menjaganya dengan sepenuh jiwa," sambungnya.

Sebagai bentuk protes, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Prancis dilaporkan telah memanggil Duta Besar AS untuk Prancis. Kemlu Prancis, menurut sumber diplomatik akan meminta penjelasan mengenai laporan terbaru yang dirilis WikiLeaks tersebut.

Dalam laporan yang dirilis oleh WikiLeaks, AS, melalui NSA setidaknya sudah menyadap telepon dan surat elektronik Presiden Prancis pada era 1995 hingga 2007 yakni Jacques Chirac, kemudian penggantinya Nicolas Sarkozy yang menjabat dari tahun 2007 sampai 2012 dan penerusnya, Francois Hollande yang menjabat dari 2012 hingga sekarang.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1002 seconds (0.1#10.140)