Imbas Penembakan Gereja AS, Bendera Konfederasi Didesak Dihapus
A
A
A
SOUTH CAROLINA - Gubernur South Carolina, Nikki Haley, mendesak agar bendera Konfederasi dihapus dari gedung parlemen. Desakan itu sebagai luapan kemarahan atas serangan rasisme berupa penembakan massal di gereja komunitas kulit hitam di Charleston oleh pemuda kulit putih.
Keberadaan bendera Konfederasi selama ini kontoversial. Bendera itu sudah lama jadi simbol rasisme di wilayah selatan AS. Bendera itu juga dianggap simbol dari perang sipil di masa lalu. Terangka penembakan masala di gereja Charleston, Dylann Roof, juga kerap membawa bendera Konfederasi itu.
Roof telah didakwa atas tuduhan sembilan pembunuhan pada 17 Juni 2015. Salah satu korban pembantaian Roof adalah Pendeta Clementa Pinckney, seorang senator AS. (Baca juga: Obama: Amerika Belum Sembuh dari Rasisme)
”Hari ini kita berada di sini pada momen persatuan di negara kita, tanpa niat buruk, sudah waktunya untuk mengatakan saatnya bergerak hapus bendera (Konfederasi) dari gedung parlemen,” kata Haley dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters, Selasa (23/6/2015).
”Setelah 105 tahun berakhirnya perang saudara, waktunya telah tiba,” katanya. Menurutnya, bendera Konfederasi telah menyebabkan banyak kengerian.
Wali Kota Charleston, Joseph Riley, juga ikut menyerukan penghapusan bandera Konfederasi. "Waktunya telah tiba untuk (menghapus) bendera perang Konfederasi yang dipajang di depan gedung parlemen negara bagian, di tempat sejarah,museum negara, dan museum Konfederasi,” kata Riley. "Bendera perang Konfederasi telah disesuaikan sebagai simbol kebencian.”
Sebelumnya, Presiden Barack Obama secara keras meluapkan kekesalannya, bahwa penyakit rasisme di AS belum sembuh. Obama sendiri mengaku pernah menjadi korban rasisme, di mana dia terlahir dari ibu kulit putih dan ayah kulit hitam.
Keberadaan bendera Konfederasi selama ini kontoversial. Bendera itu sudah lama jadi simbol rasisme di wilayah selatan AS. Bendera itu juga dianggap simbol dari perang sipil di masa lalu. Terangka penembakan masala di gereja Charleston, Dylann Roof, juga kerap membawa bendera Konfederasi itu.
Roof telah didakwa atas tuduhan sembilan pembunuhan pada 17 Juni 2015. Salah satu korban pembantaian Roof adalah Pendeta Clementa Pinckney, seorang senator AS. (Baca juga: Obama: Amerika Belum Sembuh dari Rasisme)
”Hari ini kita berada di sini pada momen persatuan di negara kita, tanpa niat buruk, sudah waktunya untuk mengatakan saatnya bergerak hapus bendera (Konfederasi) dari gedung parlemen,” kata Haley dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters, Selasa (23/6/2015).
”Setelah 105 tahun berakhirnya perang saudara, waktunya telah tiba,” katanya. Menurutnya, bendera Konfederasi telah menyebabkan banyak kengerian.
Wali Kota Charleston, Joseph Riley, juga ikut menyerukan penghapusan bandera Konfederasi. "Waktunya telah tiba untuk (menghapus) bendera perang Konfederasi yang dipajang di depan gedung parlemen negara bagian, di tempat sejarah,museum negara, dan museum Konfederasi,” kata Riley. "Bendera perang Konfederasi telah disesuaikan sebagai simbol kebencian.”
Sebelumnya, Presiden Barack Obama secara keras meluapkan kekesalannya, bahwa penyakit rasisme di AS belum sembuh. Obama sendiri mengaku pernah menjadi korban rasisme, di mana dia terlahir dari ibu kulit putih dan ayah kulit hitam.
(mas)