RI Usut Suap ke Penyelundup Manusia, PM Australia Bungkam

Jum'at, 12 Juni 2015 - 11:02 WIB
RI Usut Suap ke Penyelundup...
RI Usut Suap ke Penyelundup Manusia, PM Australia Bungkam
A A A
SYDNEY - Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott menolak untuk mengomentari laporan yang menyebut pejabat Australia menyuap para penyelundup manusia agar membawa para pencari suaka ke Indonesia. Pemerintah Indonesia kini sedang mengusut kasus itu.

Seperti diberitakan Sindonews.com sebelumnya, para penyelundup manusia yakni kapten dan para awak kapal pembawa 65 imigran asal Bangladesh, Sri Lanka dan Myanmar mengaku dibayar masing-masing US$5 ribu. Suap itu diberikan agar puluhan “manusia perahu” itu dibawa ke wilayah Indonesia. (Baca: Licik, Pejabat Australia Bayar Penyelundup Manusia agar ke Indonesia)

Menteri Luar Negeri Julie Bishop, dan Menteri Imigrasi Peter Dutton membantah laporan itu. Sedangkan Abbott menolak mengkonfirmasi laporan tersebut.

”Kami tidak masuk ke rincian langkah-langkah operasional untuk melawan kejahatan, kita tidak masuk ke rincian operasional langkah-langkah keamanan nasional, dan saya pasti tidak akan melangkah ke rincian masalah operasional di atas laut sekarang,” kata Abbott, Jumat (12/6/2015).

Kemarin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nassir, mengaku kaget dengan laporan itu. Dia memastikan aparat keamanan Indonesia melakukan investigasi atas laporan suap tersebut. (Baca juga: Indonesia Investigasi Suap Australia ke Penyelundup Manusia)

”Saat ini, setelah konfirmasi dengan pihak keamanan yang ada di Kupang, kami dapat mengkonfirmasi bahwa kapten kapal dan beberapa kru kapal saat ini sedang ditahan dan diinvestigasi atas tuduhan yang bersangkutan terlibat smuggling (penyelundupan manusia) dan apakah benar yang bersangkutan menerima uang dari Australia untuk mendorong kapalnya kembali di Indonesia,” kata Arrmanatha.

“Informasi awal yang kami terima, bahwa hal itu sesuai dengan apa yang terjadi dan seperti apa yang disampaian pelaku kepada investigator,” ujar diplomat Indonesia itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1084 seconds (0.1#10.140)