Rusia: AS Desak Ukraina untuk Pelihara Konflik
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia kembali melemparkan serangan terhadap Amerika Serikat (AS), soal konflik Ukraina. Kementerian itu mengatakan, bahwa AS adalah pihak yang memaksa Ukraina untuk memihara konflik di negara mereka.
"AS memaksa Kiev untuk melanjutkan konflik di Ukraina timur," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan. Rusia, seperti dilansir Reuters pada Kamis (11/6/2015), juga mendesak AS untuk menghormati isi perjanjian Minsk.
"Kami mendesak Washington untuk sepenuhnya melaksanakan perjanjian (Minsk) dengan cara membatalkan semua kerjasama dan penempatan peluncur rudal, baik jarak pendek ataupun menengah mereka di Eropa," sambungnya.
Di kesempatan yang sama, Kementerian Luar Negeri Rusia juga memberikan respok atas tuduhan yang dilontarakan oleh Departemen Luar Negeri AS. Departemen Luar Negeri AS dalam laporannya mengatakan, bahwa Rusia telah melakukan pelanggaran dengan mengirimkan pasukan ke Ukraina timur.
Rusia menegaskan, bahwa pihaknya tidak pernah melakukan tindakan militer yang tidak biasa, yang mengacu pada aksi di Ukraina timur. Ini bukan pertama kali Rusia membantah atau melemparkan serangan balik ke AS, Negeri Beruang Merah itu kerap bermanuver untuk menyangkal semua tuduhan yang dijatuhkan kepada mereka sejak konflik di Ukraina pecah awal tahun 2014 lalu.
"AS memaksa Kiev untuk melanjutkan konflik di Ukraina timur," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan. Rusia, seperti dilansir Reuters pada Kamis (11/6/2015), juga mendesak AS untuk menghormati isi perjanjian Minsk.
"Kami mendesak Washington untuk sepenuhnya melaksanakan perjanjian (Minsk) dengan cara membatalkan semua kerjasama dan penempatan peluncur rudal, baik jarak pendek ataupun menengah mereka di Eropa," sambungnya.
Di kesempatan yang sama, Kementerian Luar Negeri Rusia juga memberikan respok atas tuduhan yang dilontarakan oleh Departemen Luar Negeri AS. Departemen Luar Negeri AS dalam laporannya mengatakan, bahwa Rusia telah melakukan pelanggaran dengan mengirimkan pasukan ke Ukraina timur.
Rusia menegaskan, bahwa pihaknya tidak pernah melakukan tindakan militer yang tidak biasa, yang mengacu pada aksi di Ukraina timur. Ini bukan pertama kali Rusia membantah atau melemparkan serangan balik ke AS, Negeri Beruang Merah itu kerap bermanuver untuk menyangkal semua tuduhan yang dijatuhkan kepada mereka sejak konflik di Ukraina pecah awal tahun 2014 lalu.
(esn)