G-7 di Jerman Bahas ISIS, Agresi Rusia hingga China

Senin, 08 Juni 2015 - 12:08 WIB
G-7 di Jerman Bahas...
G-7 di Jerman Bahas ISIS, Agresi Rusia hingga China
A A A
BAVARIA - Para pemimpin negara-negara G-7 yang menghadiri pertemuan puncak di Jerman pada Senin (8/6/2015) membahas berbagai isu mulai dari ISIS, “agresi” Rusia pada Ukraina, hingga reklamasi China di Laut China Selatan.

Pembahasan tentang Rusia disuarakan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama. AS dan negara-negara Barat berkali-kali menuduh Rusia telah melakukan agresi terhadap Ukraina. Namun, Kremlin membantahnya dan menantang semua pihak memberikan bukti nyata.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak diundang dalam forum negara-negara besar itu. Sebaliknya, Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi dan presiden baru Nigeria, Muhammadu Buhari, diundang untuk membahas bahaya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Boko Haram.

Forum KTT G-7 digelar di sebuah resor di kawasan Pegunungan Alpen, di Bavaria. Tujuh negara utama dari kelompok G-7 yang terlibat dalam forum itu antara lain Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan AS.

Pada hari pertama forum G-7, konflik Ukraina menjadi topik utama yang disuarakan Presiden Obama dan tuan rumah Kanselir Jerman, Angela Merkel. Merkel yang ingin berposisi netral meminta semua pihak mematuhi gencatan senjata yang disepakati di Ibu Kota Belarusia, Minsk, Februari 2015 lalu.

”Saya berharap bahwa kita harus mengirim sinyal kuat di sini. Bukan sanksi sebagai tujuan untuk dirinya sendiri, tapi sanksi untuk mencapai target,” kata Merkel kepada stasiun televisi ZDF, yang meluruskan tujuan penjatuhan sanksi pada Rusia.

Sedangkan topik reklamasi Laut China Selatan oleh China disuarakan oleh Jepang dan AS. Washington telah menilai tindakan China di Laut China Selatan telah keluar dari norma-norma internasional.

Sebelumnya, koran Jepang, Yomiuri, mengutip sumber pejabat G-7 secara anonim, menulis bahwa KTT G-7 menyuarakan kekhawatiran tentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atas wilayah Laut China Selatan.

Meski media Jepang itu tidak menyebut China secara langsung, namun Beijing tetap menjadi sorotan utama, karena telah mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan. Negara-negara lain yang ikut mengklaim adalah Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam dan Taiwan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1687 seconds (0.1#10.140)