ISIS Rebut Kota Kuno Palmyra di Suriah
A
A
A
DAMASKUS - ISIS dilaporkan telah merebut kota kuno bersejarah Palmyra di Suriah. Laporan itu melangkapi kemenangan ISIS yang baru saja merebut Kota Ramadi di Irak.
Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mulai menyerbu kota kuno yang jadi warisan dunia itu sejak Rabu kemarin. Kendati demikian belum ada laporan apakah ISIS benar-benar sudah mencapai situs-situs kuno di Palmyra yang sudah terdaftar di UNESCO.
Situs kuno di Palmyra, Suriah berwujud kuil-kuil, tiang, jalan dan museum dengan berbagai artefak berumur ribuan tahun yang tak ternilai harganya.
”ISIS mengontrol hampir semua area di Palmyra setelah pasukan pemerintah mundur, kecuali yang ada penjara di wilayah timur dan markas intelijen militer di wilayah barat,” kata Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman.
Seorang aktivis asal Kota Palmyra, Mohamed Hassan al-Homsi, mengatakan bahwa sejumlah besar pasukan rezim Suriah terlihat berkumpul di dekat markas intelijen militer. Selain itu, sejumlah pesawat tempur Pemerintah Suriah merespons dengan melakukan serangan udara terhadap ISIS.
”Situasinya sangat buruk," kata kepala urusan barang antik Suriah, Mamoun Abdulkarim, mengacu pada situasi di Palmyra setelah diserbu ISIS.
”Jika anggota ISIS masuk ke bangunan kuno, mereka akan menghancurkan segalanya,” ujarnya mengkhawatirkan nasib situs kuno di Suriah itu, sebagaimana dilansir Al Arabiya, Kamis (21/5/2015).
Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mulai menyerbu kota kuno yang jadi warisan dunia itu sejak Rabu kemarin. Kendati demikian belum ada laporan apakah ISIS benar-benar sudah mencapai situs-situs kuno di Palmyra yang sudah terdaftar di UNESCO.
Situs kuno di Palmyra, Suriah berwujud kuil-kuil, tiang, jalan dan museum dengan berbagai artefak berumur ribuan tahun yang tak ternilai harganya.
”ISIS mengontrol hampir semua area di Palmyra setelah pasukan pemerintah mundur, kecuali yang ada penjara di wilayah timur dan markas intelijen militer di wilayah barat,” kata Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman.
Seorang aktivis asal Kota Palmyra, Mohamed Hassan al-Homsi, mengatakan bahwa sejumlah besar pasukan rezim Suriah terlihat berkumpul di dekat markas intelijen militer. Selain itu, sejumlah pesawat tempur Pemerintah Suriah merespons dengan melakukan serangan udara terhadap ISIS.
”Situasinya sangat buruk," kata kepala urusan barang antik Suriah, Mamoun Abdulkarim, mengacu pada situasi di Palmyra setelah diserbu ISIS.
”Jika anggota ISIS masuk ke bangunan kuno, mereka akan menghancurkan segalanya,” ujarnya mengkhawatirkan nasib situs kuno di Suriah itu, sebagaimana dilansir Al Arabiya, Kamis (21/5/2015).
(mas)