Jawaban RI soal Rencana Membom Timor Leste dengan Napalm

Sabtu, 09 Mei 2015 - 09:54 WIB
Jawaban RI soal Rencana...
Jawaban RI soal Rencana Membom Timor Leste dengan Napalm
A A A
CANBERRA - Tuduhan rencana Indonesia untuk membom Timor Leste dengan bom napalm di masa lalu sejatinya pernah dijawab Pemerintah Indonesia tahun 2006. Indonesia kala itu membantah tuduhan tersebut.

Sebuah dokumen rahasia Australia membeberkan rencana Indonesia untuk membom Timor Leste dengan bom terlarang jenis napalm di masa lalu. Dokumen rahasia itu diterbitkan media Australia hari ini (9/5/2015). Dokumen rahasia itu ditemukan peneliti Australia, Professor Clinton Fernandes dari Akademi Angkatan Pertahanan Australia. (Baca: Dokumen Australia: RI Berencana Membom Timor Leste Pakai Napalm)

Pada tahun 2006, publikasi itu pernahh muncul dari laporan PBB yang disponsori Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Timor. Namun, pada tahun itu Menteri Pertahanan Indonesia, Juwono Sudarsono menegaskan bahwa serangan bom napalm di Timor Leste "tidak pernah terjadi".

”Bagaimana bisa kita telah menggunakan napalm untuk melawan Timor Leste? Waktu itu kami bahkan tidak memiliki kapasitas untuk mengimpornya, apalagi membuat napalm,” kata Juwono Sudarsono kala itu, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Sabtu (9/5/2015).

Meski sudah dibantah, seorang saksi yang dikutip oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, Lucas da Costa Xavier, bercerita;"Pohon-pohon dan rumput terbakar ketika bom menghantam mereka. Banyak warga sipil tewas akibat minum air yang terkontaminasi dengan pecahan peluru dari bom yang dijatuhkan dari pesawat, dan banyak yang meninggal karena luka bakar. Saat itu adalah musim kemarau, sehingga rumput terbakar dengan mudah.”

Fernandes mengatakan dokumen rahasia dari Departemen Luar Negeri Australia itu signifikan. "Karena mereka adalah bukti kuat yang pertama dari (dampak)napalm, dari catatan resmi, dan bukan hanya kesaksian korban,” katanya.

“Dokumen-dokumen menunjukkan bahwa Timor Tumur (sekarang Timor Leste) dan kelompok kecil aktivis internasional yang mendukung mereka mengatakan yang sebenarnya,” ujar Fernandes.

Menurutnya, pemerintah Australia yang kala itu didominasi dari Partai Buruh pada tahun 1983 tahu bahwa militer Indonesia melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk membakar orang hidup dengan napalm, tetapi mereka bungkam dan melakukan apa-apa.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)