Rahasia Besar 28 Halaman soal Teror 9/11 yang Ditutupi AS

Jum'at, 12 September 2014 - 15:44 WIB
Rahasia Besar 28 Halaman soal Teror 9/11 yang Ditutupi AS
Rahasia Besar 28 Halaman soal Teror 9/11 yang Ditutupi AS
A A A
WASHINGTON - Serangan teroris terhadap gedung WTC, pada 11 September 2001 (9/11), sudah 13 tahun berlalu. Namun, ada rahasia besar yang hanya diketahui sedikit orang, tentang 28 halaman rahasia dari laporan kasus itu yang tidak dipublikasikan pemerintah Amerika Serikat (AS).

Salah satu rahasia besar itu adalah, adanya satu negara asing yang memberikan dukungan kepada 19 pembajak pesawat yang menabrakkan diri ke gedung World Trade Centre (WTC).

Ke-28 halam berisi data rahasia itu merupakan bagian dari 2.002 laporan resmi soal kasus serangan teroris yang dituduhkan kepada kelompok al-Qaeda. Para keluarga korban 9/11, sudah lama menanti pengungkapan rahasia besar itu, namun pemerintah Barack Obama sampai saat ini tidak siap untuk mengungkapnya.

Informasi kontroversial itu, bersumber dari Komite Intelijen Senat AS. Bagian yang paling ditutupi pemerintah AS dalam kasus itu adalah identitas negara asing yang memberikan dukungan kepada para pembajak pesawat. Bahkan, mantan Presiden George W Bush pun tak berani mengungkap, dengan dalih terkait keamanan nasional.

Obama Takut Mengungkap

Kini, Obama terus didesak publik, terutama dari para keluarga korban agar mengungkap rahasia itu. Serangan teroris 9/11 merupakan serangan terburuk yang menimpa AS sepanjang sejarah, di mana empat pesawat dibajak dan ditabrakkan ke menara WTC, Pentagon, dan lapangan di Pennsylvania.

Suami Terry Strada, Tom Strand tewas di menara utara WTC. Terry sekarang menjadi wakil ketua kelompok keluarga korban 9/11 yang menuntut keadilan untuk melawan terorisme. Sudah 13 tahun tragedi 9/11 berlalu, menurut Terry, tidak ada keadilan telah ditegakkan untuk kekejaman yang menewaskan hampir 3.000 orang.

”Keluarga korban ingin mereka bertanggung jawab atas pembunuhan, rasa sakit dan penderitaan yang ditimpakan pada kami,” kata Terry Strada.

”Suami saya dibunuh oleh teroris Islam radikal di tanah Amerika, yang tidak dapat beroperasi tanpa dukungan uang yang jumlahnya besar. Para pembajak sudah mati. Saya ingin tahu, siapa yang memberi mereka dana dan, atau dukungan material yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana keji mereka dan menahan mereka untuk bertanggung jawab. Maka keadilan harusnya disajikan,” lanjut Terry, kepada al-Jazeera.

Data Mengejutkan

Sebanyak 46 senator AS pada tahun 2003 pernah berupaya agar 28 halaman rahasia soal kasus 9/11 dipublikasikan. Tapi, upaya itu gagal.
Anggota Kongres AS, Walter Jones, Stephen Lynch, dan Thomas Massie, yang mengaku telah membaca 28 halaman rahasia itu juga mengupayakan publikasi puluhan halaman itu.

”Saya pikir 28 halaman menakjubkan, dalam hal ini bagaimana demonstratif mereka terkait perencanaan, pembiayaan, dan akhirnya serangan dilakukan pada hari itu,” kata Lynch mengacu pada salah satu halaman rahasia tersebut.”Pertanyaannya tetap, apakah individu (teroris) itu bertindak sebagai bagian dari pemerintah, atau bertindak sebagai agen-agen nakal.”

Sebanyak 28 halaman rahasia itu, dapat dibaca oleh anggota Kongres yang meminta izin dari para pemimpin Komite Intelijen DPR dan Senat. Setelah izin resmi, para politisi dipimpin oleh perwira intelijen ke ruang kedap suara khusus untuk membaca bab yang “sakral” yang digenggam pemerintah AS itu.

Seorang petugas akan mengawasi mereka yang membaca 28 halaman rahasia itu, sepanjang waktu.Tujuannya, untuk memastikan bahwa tidak ada catatan yang diambil dan dipublikasikan ke publik.

Massie menggambarkan bab rahasia itu berisi data mengejutkan. ”Saya harus berhenti setiap membaca beberapa halaman dan hanya semacam menyerap, dan mencoba untuk mengatur ulang pemahaman saya tentang sejarah selama 13 tahun terakhir,” ujarnya.

”Ini menantang Anda untuk memikirkan kembali segala sesuatu,” lanjut dia.

Saudi Terlibat?

Sementara itu, Edward Price, asisten juru bicara Dewan Keamanan Nasional, mengatakan Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) sedang melihat masalah ini. "Awal musim panas ini Gedung Putih meminta agar ODNI meninjau 28 halaman dari penyelidikan bersama untuk deklasifikasi. ODNI saat ini koordinasi,” katanya.

Mantan senator AS, Bob Graham, juga disebut-sebut mengtahui rahasia 28 halaman itu. Tapi, dia menolak berbicara kepada media. Selama bertahun-tahun Graham telah mendorong Gedung Putih untuk melepaskan informasi sakral itu. Dia tidak menanggapi, soal bocoran bahwa ada tuduhan Arab Saudi terkait dengan serangan 11 September 2001 tiu.

“Arab Saudi memiliki sesuatu untuk disembunyikan. Kita dapat menghadapi pertanyaan di depan umum, tapi kami tidak bisa menanggapi halaman kosong,” kata Pangeran Bandar bin Sultan, mantan duta besar Saudi untuk AS, saat ditanya dugaan Arab Saudi sebagai negara yang dimaksud dalam 28 halaman rahasia itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4043 seconds (0.1#10.140)