Rahasia Lambatnya Obama dan Pemenggalan Foley

Sabtu, 30 Agustus 2014 - 16:36 WIB
Rahasia Lambatnya Obama dan Pemenggalan Foley
Rahasia Lambatnya Obama dan Pemenggalan Foley
A A A
WASHINGTON - Kasak-kusuk bermunculan di sekitar Gedung Putih dan Pentagon, sepekan setelah video pemenggalan jurnalis Amerika Serikat, James Foley oleh algojo ISIS beredar. Presiden Barack Obama menjadi sumber utama buah bibir itu.

Kabar yang santer terdengar adalah, misi penyelamatan Foley di Suriah gagal, karena Obama terlalu lama mengambil keputusan. Informasi intelijen yang valid tentang keberadaan Foley kala itu, menjadi basi gara-gara Obama lamban mengambil keputusan.

Gedung Putih dan Pentagon, pada Jumat kemarin membantah kasak-kusuk itu. Mereka tetap membela pemimpin mereka, Barack Obama. (Baca: ISIS Penggal Leher Jurnalis Amerika)

Tapi, mantan perwira intelijen AS dan mantan agen CIA terlatih, Letnan Kolonel Tony Shaffer, menceritakan apa yang dia dengar dari pasukan khusus yang gagal menyelamatkan Foley, sampai akhirnya dipenggal algojo ISIS.

”Saya mendengar dari teman-teman saya di Pentagon,” kata Shaffer. ”Mereka memberikan (Obama) setiap cara yang bisa ditempuh (untuk menyelamatkan Foley),” katanya lagi, seperti dikutip Mail Online. (Baca: AS Akui Gagal Selamatkan Jurnalis yang Dipenggal ISIS)

“Dan izinkan saya memberi Anda sebuah rahasia kecil di sini: Alasan serangan ke Suriah gagal menyelamatkan Foley, karena presiden menyeret kakinya (bertindak lambat),” ujarnya. ”Saya menunggu terlalu lama, intel mendapat informasi basi, dan pada saat kami benar-benar dapat perintah ‘pergi’, kami tidak bisa bereaksi cukup cepat.”

Dibantah Gedung Putih

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Laksamana John Kirby, melalui Twitter, membantah informasi itu.”Tuduhan itu tidak benar,” tulis Kirby di akun Twitternya.

Meskipun laporan itu dibantah Gedung Putih, namun kelompok ISIS, melalui majalah mereka, Dabiq, mengungkap testimoni James Foley, sebelum dipenggal yang cenderung menyalahkan pemerintah Obama.

ISIS yang kini berganti nama menjadi Negara Islam (IS), menerbitkan laporan berjudul “Pesan Lengkap James Foley". Meskipun ada kemungkinan testimoni Foley telah diedit militan ISIS untuk propaganda, namun isinya hampir sama dengan kasak-kusuk yang terdengar di Gedung Putih, yakni lambatnya tindakan Obama yang membuat Foley harus dipenggal.

“Banyak peluang yang diberikan kepada keluarga saya dan pemerintah (Obama) untuk menegosiasikan pembebasan saya. Semua menghasilkan kegagalan dari pemerintah dan keluarga saya,” tulis majalah itu mengutip pesan Foley. (Baca juga: Algojo ISIS Pemenggal James Foley Minta Rp1,5 Triliun)

Keluarga Foley mengatakan ISIS menuntut uang tebusan 100 juta Euro atau sekitar Rp1,5 trilIun. Tapi tuntutan itu tidak disanggupi.”Pemerintah Amerika menyeret kakinya, enggan untuk mengambil langkah-langkah guna menyelamatkan nyawa James Foley,” lanjut laporan media itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4627 seconds (0.1#10.140)