Jejak Algojo Foley, dari Musisi hingga Putra Tangan Kanan Osama

Senin, 25 Agustus 2014 - 17:45 WIB
Jejak Algojo Foley, dari Musisi hingga Putra Tangan Kanan Osama
Jejak Algojo Foley, dari Musisi hingga Putra Tangan Kanan Osama
A A A
LONDON - Tersangka algojo ISIS pemenggal jurnalis Amerika Serikat, James Foley, telah mengguncang dunia. Dia yang baru berusia 23 tahun dikenal dengan banyak nama, di antaranya, L-Jinny, John Jihad, dan Abdel Majed-Abdel Bery.

Entah nama aslinya yang valid yang mana. Di London, dia terkenal dengan julukan L-Jinny dengan profesi musisi rap. Tapi, sejak bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dua nama tenarnya juga telah banyak dikenal, yakni John Jihadi serta Abdel Bery.

Gara-gara mengunggah video pemenggalan James Foley oleh algojo ISIS yang diduga kuat adalah dirinya sendiri, rapper L-Jinny asal London ini membuat polisi, ahli forensik Inggris hingga badan intelijen M15 turun tangan.

Dari jejak hidupnya, diketahui bahwa L-Jinny memiliki masa lalu yang suram. Saat berusia enam tahun, ayahnya ditangkap dan dibawa pergi dari rumah mereka di London. (Baca: ISIS Penggal Leher Jurnalis Amerika)

Ayahnya Terlibat Pemboman

Pada usia yang begitu muda, ia penasaran karena tidak tahu atas tuduhan apa ayahnya ditangkap. Dia akhirnya tahu jika ayahnya ditangkap karena menjadi letnan Osama bin Laden yang menjalankan operasi di Inggris. Ayahnya dituduh terlibat pemboman di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Afrika timur.

Dendam, lantaran ayahnya ditangkap dia ekspresikan dalam salah satu lirik lagunya, “The Beginning”.

"Beri saya kebanggaan dan kehormatan seperti ayah saya. Saya bersumpah suatu hari, mereka yang datang dan mengambil ayah saya, saya bisa membunuh satu atau dua polisi dan saya tidak akan melihat ke belakang,” bunyi penggalan lirik lagu rap yang dia tulis.

Kini L-Jinny, jadi buron internasional setelah jadi tersangka utama pemenggal James Foley. Jejaknya terendus di Suriah, ketika dia meninggalkan rumahnya di Maida Vale, London barat, tahun lalu.

Di rumah itu sebenarnya dia tinggal bersama ibunya, Ragaa dan lima saudaranya. Ayahnya sejatinya adalah pengungsi kelahiran Mesir, Adel Abdul Bary. Ayahnya masih mendekam di tahanan New York dan menunggu sidang atas tuduhan terlibat pemboman di Kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada tahun 1998.

Ayahnya diekstradisi dari Inggris ke AS pada 2011 setelah delapan tahun kasusnya berpolemik. Dia telah diberikan suaka politik di Inggris pada tahun 1991 setelah melarikan diri dari Mesir. (Baca: Algojo ISIS Gorok Leher James Foley 6 Kali)

Memuji Osama bin Laden

L-Jinny pada awal tahun ini dia sempat membuah heboh dunia. Dia memasang foto memegang kepala orang yang terpenggal di akun Twitter-nya. Namun, akun Twitter-nya kini telah dinon-aktifkan.

Oleh mantan sanderanya yang telah bebas, sosok L-Jinny dikenal dengan panggilan John. Dia bersama dua orang lainnya dengan nama “George" dan "Ringo" adalah anggota geng “The Beatle”.

Bahkan, sebelum pergi ke Suriah, L-Jinnya sudah sukses setelah lagu single-nya diputar di radio BBC tahun 2012. Sikap hidupnya berubah, setelah keluarganya diancam akan dideportasi ke Mesir.

”Sekarang mereka ingin mengirim keluarga saya kembali ke Mesir. Saya sudah merasa sakit,” katanya sebelum akhirnya diketahui telah pergi ke Suriah.

Teman L-Jinny mengklaim sosok rapper London itu berubah menjadi semakin radikal dan keras setelah berteman dengan pengkhotbah Islam radikal, Anjem Choudary, di Inggris. Sejak itu, dia menjadi sosok militan.

Sebelum akun Twitter-nya dinon-aktifkan, dia sempat mengunggah foto saat dia memegang senjata. Dia juga memuji sosok pendiri al-Qaeda, Osama bin Laden.”Ya Tuhan, jadikanlah kami martir,” bunyi tweet-nya. (Baca: Sebelum Penggal Foley, ISIS Minta Lady al-Qaeda)

Minta Rp1,5 Triliun

Sebelum memenggal Foley, dia dan kelompoknya, ISIS ternyata pernah minta uang tebusan sebesar 100 juta Euro atau sekitar Rp1,5 triliun.

Tuntutan itu tidak dipenuhi, sampai akhirnya James Foley dipenggal. Hal itu terungkap dari e-mail yang dikiirmkan militan ISIS kepada keluarga dan kantor redaksi, tempat James Foley bekerja. (Baca juga: Algojo ISIS Pemenggal James Foley Minta Rp1,5 Triliun)


GlobalPost, media tempat Foley bekerja, merilis e-mail tersebut. ”Untuk kepentingan transparansi dan sepenuhnya untuk menceritakan kisah Jim (James Foley),” tulis media itu. ”Kami percaya surat itu itu hanya motif dan taktik ISIS.”


E-mail dari algojo ISIS juga ditujukan kepada pemerintah Amerika Serikat (AS). Mereka minta Aafia Siddiqui, yang oleh AS dijuluki teroris perempuan “Lady al-Qaeda” dibebaskan. Lady al-Qaeda itu dihukum 86 tahun penjara atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap perwira militer AS dan rencana pembunuhan massal di AS.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4665 seconds (0.1#10.140)