Menyerah, Diktator Gambia Setuju Pergi ke Pengasingan

Sabtu, 21 Januari 2017 - 13:23 WIB
Menyerah, Diktator Gambia Setuju Pergi ke Pengasingan
Menyerah, Diktator Gambia Setuju Pergi ke Pengasingan
A A A
BANJUL - Diktator Gambia Yahya Jammeh, yang menolak menerima kekalahannya dalam pemilu bulan lalu, setuju untuk pergi ke pengasingan. Demikian pernyataan penasihat senior Presiden baru Gambia, Adama Barrow. Meski begitu, pembicaraan untuk menyelesaikan kesepakatan itu belum diumumkan.

"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa ia telah setuju untuk pergi," kata Mai Ahmad Fatty, penasihat khusus Barrow, di ibukota Senegal Dakar. Namun, ia tidak bisa mengatakan ke mana Jammeh akan pergi untuk pengasingan seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/1/2017).

Sementara salah satu diplomat Afrika Barat mengatakan para delegasi berencana untuk menghabiskan malam di Banjul. Jammeh sendiri tengah mencari jaminan penuh sebelum meninggalkan Gambia.

Sebelumnya, Pemimpin Afrika Barat Alpha Conde dari Guinea dan Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz melakukan perjalanan ke Ibu Kota Banjul pada hari Jumat. Mereka datang untuk memberikan Jammeh satu kesempatan terakhir untuk menyerahkan kekuasaannya secara damai.

"Ada kemungkinan kenyataan ini bisa terjadi. Saya tidak berpikir dia akan mencoba jalan Saddam Hussein," katanya merujuk pada pemimpin Irak yang ditangkap pada tahun 2003 setelah invasi, kemudian disidang dan digantung.

Jammeh berkuasa pasca kudeta pada tahun 1994. Ia awalnya mengakui kekalahan dari Barrow sebelum akhirnya menolak dan mengatakan pemilu cacat dan menuntut pemilu ulang.

Selama 22 tahun berkuasa, Jammeh dituduh oleh kelompok hak asasi menyiksa dan membunuh lawan politiknya. Beberapa warga Gambia pun marah dengan prospek pemberian pengampunan terhadapnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4188 seconds (0.1#10.140)