Jet-jet Rusia dan Turki Pertama Kali Bersatu Bombardir ISIS di Suriah

Kamis, 19 Januari 2017 - 00:07 WIB
Jet-jet Rusia dan Turki...
Jet-jet Rusia dan Turki Pertama Kali Bersatu Bombardir ISIS di Suriah
A A A
MOSKOW - Pesawat-pesawat jet tempur Angkatan Udara Rusia dan Turki untuk pertama kalinya melakukan operasi militer bersama terhadap kelompok Islamic State (ISIS) di Suriah. Jet-jet tempur kedua negara itu bersatu dan membombardir basis-basis ISIS di Provinsi Aleppo.

Padahal, Turki masih tercatat sebagai anggota koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin Amerika Serikat (AS). AS sendiri hingga kini menolak kerja sama dengan Rusia dalam memerangi ISIS di Suriah.

”Hari ini, Angkatan Udara Rusia dan Turki melaksanakan operasi gabungan pertama mereka untuk menargetkan ISIS di pinggiran Kota al-Bab di Provinsi Aleppo,” kata Sergey Rudskoy, Kepala Direktorat Operasional Utama Staf Umum Militer Rusia pada briefing hari Rabu.

Menurutnya, berdasarkan hasil awal, upaya bersama telah terbukti berhasil. Rudskoy mengatakan pada saat yang sama, militer Rusia terlibat dalam operasi terpisah terhadap kelompok teroris di Suriah. Tujuannya, membantu tentara Suriah menangkis serangan besar-besaran kelompok militan di Provinsi Deir ez-Zor Timur.

Dalam beberapa hari terakhir, kelompok militan terus-menerus menyerang pasukan Suriah yang membela warga sipil di Deir ez-Zor. ”Jika teroris berhasil merebut kota itu, genosida nyata menanti warga (Suriah),” ujar Rudskoy. ”Seluruh penduduk Deir ez-Zor mungkin benar-benar dibasmi.”

Moskow juga mengaku membantu tentara Suriah untuk menggempur ISIS di Palmyra. Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan bahwa kelompok ISIS menempatkan sejumlah besar bahan peledak ke wilayah Palmyra yang akan digunakan untuk menghancurkan warisan kota tua itu.

Sementara itu, terkait gencatan senjata nasional yang ditengahi Rusia dan Turki dan disahkan Dewan Keamanan PBB pada akhir Desember 2016, sebagian besar sudah terpantau.

Rudskoy mengatakan, pasukan Moskow dan Ankara telah bersama-sama memantau gencatan senjata dan mengakui ada sedikit pelanggaran.”Yang menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk pembicaraan damai di Astana, Kazakhstan,” imbuh dia, seperti dikutip Russia Today, semalam (18/1/2017).
(mas)
Berita Terkait
10 Negara Asal Serdadu...
10 Negara Asal Serdadu ISIS Terbanyak, Rusia Capai 5.000 Orang
Sekutu AS Tuduh Turki...
Sekutu AS Tuduh Turki Beri Zona Aman untuk ISIS
Teroris ISIS Neil Christopher...
Teroris ISIS Neil Christopher Prakash Dipulangkan ke Australia
Erdogan: Intelijen Turki...
Erdogan: Intelijen Turki Habisi Pemimpin Teroris ISIS di Suriah
Intelijen AS dan Inggris...
Intelijen AS dan Inggris Minta ISIS Serang Pangkalan Militer Rusia di Suriah
Rusia Pulangkan 145...
Rusia Pulangkan 145 Anak Militan ISIS dari Suriah dan Irak
Berita Terkini
Menhan Pakistan: Jihad...
Menhan Pakistan: Jihad Diciptakan oleh Barat
46 menit yang lalu
Ini Penampakan Makam...
Ini Penampakan Makam Paus Fransiskus yang Sederhana
2 jam yang lalu
Rusia Tangkap Agen Intelijen...
Rusia Tangkap Agen Intelijen Ukraina yang Meledakkan Bom Mobil Jenderal Kepercayaan Putin
2 jam yang lalu
Siapa Hussein al-Sheikh?...
Siapa Hussein al-Sheikh? Calon Kuat Pemimpin Palestina yang Dituding sebagai Tangan Kanan Zionis
4 jam yang lalu
Antisipasi Invasi Musuh...
Antisipasi Invasi Musuh Bebuyutan, Negara Tetangga Rusia Ingin Membentuk Tentara Terkuat
5 jam yang lalu
Mengapa Paus Fransiskus...
Mengapa Paus Fransiskus Tidak Dimakamkan di Vatikan?
6 jam yang lalu
Infografis
Rusia Tembak Jatuh 1...
Rusia Tembak Jatuh 1 Jet Tempur dan 100 Drone Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved