8 Strategi Militer Taiwan Menghadapi Invasi China
loading...
A
A
A
TAIPEI - Taiwan sangat menyadari bahwa invasi China ke wilayahnya tinggal menunggu waktu yang tepat. Taipei juga sudah menyusun berbagai strategi untuk menghadapi invasi Beijing.
Apalagi, momen perang invasi Rusia ke Ukraina bisa jadi memotivasi China melakukan hal serupa. Taiwan juga mengerti bahwa geopolitik saat berpihak kepada China dan Rusia. Namun, jalan terbaik perlawanan terhadap China menjadi suatu keniscayaan.
Foto/Reuters
Tidak jelas sejauh mana Taiwan dapat mengandalkan dukungan AS jika terjadi agresi China. Selama beberapa dekade, Washington telah mempertahankan "ambiguitas strategis" tentang Taiwan, yang secara resmi dikenal sebagai Republik Tiongkok (ROC), menjaga hubungan persahabatan dengan pemerintahnya tanpa hubungan diplomatik formal atau bahkan pengakuan sebagai negara berdaulat penuh.
Gedung Putih telah menjual peralatan militer pertahanan ke Taiwan; namun, Washington belum secara resmi berkomitmen pada intervensi militer.
Sementara itu, China melihat pulau itu sebagai wilayahnya dan telah mengembangkan rencana untuk merebutnya kembali, jika perlu dengan kekerasan.
Selama beberapa dekade terakhir, Partai Komunis China telah mempersiapkan sayap militernya, yang dikenal sebagai Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). PLA mengerdilkan pasukan Taiwan dan, menurut beberapa ahli, lebih kuat daripada kekuatan yang mampu dibawa oleh pendukung Taiwan mana pun, seperti AS atau Jepang, ke wilayah tersebut.
Tapi itu tidak berarti Taipei sama sekali tidak berdaya melawan kemungkinan serangan PLA.
Foto/Reuters
Melansir DW, potensi risiko invasi China telah membayangi Taiwan selama beberapa dekade, cukup lama untuk mengembangkan sistem pertahanan canggih yang sesuai dengan geografinya.
Untuk menghadapi kekuatan raksasa seperti China, Taiwan telah mengadopsi metode perang asimetris yang dikenal sebagai "strategi landak", yang bertujuan untuk mempersulit invasi dan merugikan musuh.
Foto/Reuters
Apalagi, momen perang invasi Rusia ke Ukraina bisa jadi memotivasi China melakukan hal serupa. Taiwan juga mengerti bahwa geopolitik saat berpihak kepada China dan Rusia. Namun, jalan terbaik perlawanan terhadap China menjadi suatu keniscayaan.
Berikut adalah 8 strategi militer Taiwan menghadapi invasi China.
1. Tidak Mengandalkan Bantuan AS
Foto/Reuters
Tidak jelas sejauh mana Taiwan dapat mengandalkan dukungan AS jika terjadi agresi China. Selama beberapa dekade, Washington telah mempertahankan "ambiguitas strategis" tentang Taiwan, yang secara resmi dikenal sebagai Republik Tiongkok (ROC), menjaga hubungan persahabatan dengan pemerintahnya tanpa hubungan diplomatik formal atau bahkan pengakuan sebagai negara berdaulat penuh.
Gedung Putih telah menjual peralatan militer pertahanan ke Taiwan; namun, Washington belum secara resmi berkomitmen pada intervensi militer.
Sementara itu, China melihat pulau itu sebagai wilayahnya dan telah mengembangkan rencana untuk merebutnya kembali, jika perlu dengan kekerasan.
Selama beberapa dekade terakhir, Partai Komunis China telah mempersiapkan sayap militernya, yang dikenal sebagai Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). PLA mengerdilkan pasukan Taiwan dan, menurut beberapa ahli, lebih kuat daripada kekuatan yang mampu dibawa oleh pendukung Taiwan mana pun, seperti AS atau Jepang, ke wilayah tersebut.
Tapi itu tidak berarti Taipei sama sekali tidak berdaya melawan kemungkinan serangan PLA.
2. Menerapkan Strategi Landak
Foto/Reuters
Melansir DW, potensi risiko invasi China telah membayangi Taiwan selama beberapa dekade, cukup lama untuk mengembangkan sistem pertahanan canggih yang sesuai dengan geografinya.
Untuk menghadapi kekuatan raksasa seperti China, Taiwan telah mengadopsi metode perang asimetris yang dikenal sebagai "strategi landak", yang bertujuan untuk mempersulit invasi dan merugikan musuh.
3. Memperkuat Cadangan Persenjataan
Foto/Reuters