Turki Disebut Bakal Didepak dari Aliansi, Ini Reaksi NATO
A
A
A
BRUSSELS - Media Turki Haber Turk, melansir tulisan spekulatif yang menyebut ada rencana rahasia untuk mendepak Turki dari kenanggotaan NATO. Laporan itu direspons cepat oleh NATO dengan memuji Turki sebagai sekutu berharga.
Tulisan di media Turki itu muncul setelah Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan jadi bulan-bulanan kecaman Barat atas tindakan “pembersihan” besar-besaran usai upaya kudeta militer 15 Juli lalu. Kudeta yang digagalkan rakyat Turki itu menewaskan ratusan orang.
Reaksi cepat NATO itu disampaikan juru bicaranya Oana Lungescu, yang diterbitkan di situs resmi NATO.”Mengingat laporan spekulatif pers mengenai sikap NATO, mengenai kudeta yang gagal di Turki dan keanggotaan NATO Turki, biarkan saya menekankan posisi yang sangat jelas (dari) NATO,” katanya.
”Turki adalah sekutu berharga, yang membuat kontribusi besar untuk upaya bersama NATO,” lanjut Lungescu.
”Turki mengambil bagian penuh dalam keputusan berdasarkan konsensus Aliansi seperti (saat) kita menghadapi tantangan keamanan terbesar dalam satu generasi,” sambung dia. ”Keanggotaan Turki (di) NATO tidak dipertanyakan.”
”Aliansi kami berkomitmen untuk pertahanan kolektif dan didirikan pada prinsip-prinsip demokrasi, kebebasan individu, hak asasi manusia dan supremasi hukum,” imbuh dia.
Laporan yang mengusik keanggotaan Turki di NATO juga seiring dengan “lengket”-nya Pemerintah Erdogan dengan Pemerintah Rusia. Erdogan telah menemui Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memulihkan hubungan yang sempat rusak setelah penembakan pesawat tempur Moskow oleh Ankara tahun lalu.
Menurut Lungescu, aliansi tetap mengandalkan Turki. ”NATO mengandalkan kontribusi terus-menerus Turki dan Turki dapat mengandalkan solidaritas dan dukungan dari NATO,” katanya.
“Sekretaris Jenderal NATO berbicara dengan Menteri Luar Negeri Turki pada malam kudeta dan kemudian dengan Presiden Erdogan, sangat mengutuk kudeta dan mengulangi dukungan penuh untuk lembaga-lembaga demokratis Turki,” ujar Lungescu, seperti dikutip Mirror, semalam (10/8/2016).
”Dia menyatakan dukungan untuk pemerintah terpilih dari Turki dan menghormati keberanian dari orang-orang Turki. Dia juga menyampaikan belasungkawa bagi mereka yang telah kehilangan nyawa selama upaya kudeta,” imbuh juru bicara NATO itu.
Tulisan di media Turki itu muncul setelah Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan jadi bulan-bulanan kecaman Barat atas tindakan “pembersihan” besar-besaran usai upaya kudeta militer 15 Juli lalu. Kudeta yang digagalkan rakyat Turki itu menewaskan ratusan orang.
Reaksi cepat NATO itu disampaikan juru bicaranya Oana Lungescu, yang diterbitkan di situs resmi NATO.”Mengingat laporan spekulatif pers mengenai sikap NATO, mengenai kudeta yang gagal di Turki dan keanggotaan NATO Turki, biarkan saya menekankan posisi yang sangat jelas (dari) NATO,” katanya.
”Turki adalah sekutu berharga, yang membuat kontribusi besar untuk upaya bersama NATO,” lanjut Lungescu.
”Turki mengambil bagian penuh dalam keputusan berdasarkan konsensus Aliansi seperti (saat) kita menghadapi tantangan keamanan terbesar dalam satu generasi,” sambung dia. ”Keanggotaan Turki (di) NATO tidak dipertanyakan.”
”Aliansi kami berkomitmen untuk pertahanan kolektif dan didirikan pada prinsip-prinsip demokrasi, kebebasan individu, hak asasi manusia dan supremasi hukum,” imbuh dia.
Laporan yang mengusik keanggotaan Turki di NATO juga seiring dengan “lengket”-nya Pemerintah Erdogan dengan Pemerintah Rusia. Erdogan telah menemui Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memulihkan hubungan yang sempat rusak setelah penembakan pesawat tempur Moskow oleh Ankara tahun lalu.
Menurut Lungescu, aliansi tetap mengandalkan Turki. ”NATO mengandalkan kontribusi terus-menerus Turki dan Turki dapat mengandalkan solidaritas dan dukungan dari NATO,” katanya.
“Sekretaris Jenderal NATO berbicara dengan Menteri Luar Negeri Turki pada malam kudeta dan kemudian dengan Presiden Erdogan, sangat mengutuk kudeta dan mengulangi dukungan penuh untuk lembaga-lembaga demokratis Turki,” ujar Lungescu, seperti dikutip Mirror, semalam (10/8/2016).
”Dia menyatakan dukungan untuk pemerintah terpilih dari Turki dan menghormati keberanian dari orang-orang Turki. Dia juga menyampaikan belasungkawa bagi mereka yang telah kehilangan nyawa selama upaya kudeta,” imbuh juru bicara NATO itu.
(mas)