Bocorkan Dokumen Erdogan usai Kudeta Gagal, WikiLeaks Diserang
A
A
A
LONDON - Situs anti-kerahasisaan, WikiLeaks, mengalami serangan secara berkelanjutan setelah membocorkan ratusan ribu dokumen soal Presiden Tayyip Erdogan dan partai AKP usai kudeta militer yang gagal. Dokumen yang dibocorkan itu, salah satunya soal struktur kekuasaan rezim Erdogan.
”Infrastruktur kami diserang berkelanjutan,” bunyi pernyatan WikiLeaks melalui akun Twitter-nya, @wikileaks, Selasa (19/7/2016).
“Kami tidak yakin tentang asal-usul sebenarnya dari serangan itu. Waktunya menunjukkan faksi kekuasaan negara Turki atau sekutu-sekutunya,” lanjut tweet situs whistleblowing yang didirikan Julian Assange itu. ”Kami akan menang dan mempublikasikan.”
Situs tersebut telah mengumumkan bahwa dokumen yang telah mereka rilis kemarin salah satunya mengekspos "struktur kekuasaan politik" rezim Erdogan. Dokumen itu berupa 300.000 email internal Partai AKP dan 500.000 dokumen lain.
Sebelum merilis dokumen, WikiLeaks sudah memperingatkan publik bahwa Pemerintah Turki kemungkinan akan melakukan yang terbaik untuk mencegah setiap informasi yang mereka bocorkan bisa sampai kepada masyarakat Turki.
“#TurkeyCoup: Pendukung AKP harus memperhatikan. Megaleak dokumen kami tunda dan merugikan AKP. Apakah Anda siap untuk menemukan itu semua?,” bunyi tweet sebelumnya.
”Turki kemungkinan akan menyensor untuk mencegah mereka untuk membaca rilis kami yang ditunggu dari 100 ribu lebih dokumen politik yang mengarah pada kudeta,” lanjut tweet WikiLeaks.
“Rakyat Turki bertanya apakah WikiLeaks adalah pro atau anti-AKP. Tidak. Poisis kami hanya di kebenaran pad jalan ke depan. 100 ribu lebih dokumen melayani semua pihak,” imbuh tweet WikiLeaks.
Pemerintah Turki belum merespons soal bocoran dokumen WikiLeaks yang muncul beberapa saat setelah kudeta militer gagal di negara itu.
”Infrastruktur kami diserang berkelanjutan,” bunyi pernyatan WikiLeaks melalui akun Twitter-nya, @wikileaks, Selasa (19/7/2016).
“Kami tidak yakin tentang asal-usul sebenarnya dari serangan itu. Waktunya menunjukkan faksi kekuasaan negara Turki atau sekutu-sekutunya,” lanjut tweet situs whistleblowing yang didirikan Julian Assange itu. ”Kami akan menang dan mempublikasikan.”
Situs tersebut telah mengumumkan bahwa dokumen yang telah mereka rilis kemarin salah satunya mengekspos "struktur kekuasaan politik" rezim Erdogan. Dokumen itu berupa 300.000 email internal Partai AKP dan 500.000 dokumen lain.
Sebelum merilis dokumen, WikiLeaks sudah memperingatkan publik bahwa Pemerintah Turki kemungkinan akan melakukan yang terbaik untuk mencegah setiap informasi yang mereka bocorkan bisa sampai kepada masyarakat Turki.
“#TurkeyCoup: Pendukung AKP harus memperhatikan. Megaleak dokumen kami tunda dan merugikan AKP. Apakah Anda siap untuk menemukan itu semua?,” bunyi tweet sebelumnya.
”Turki kemungkinan akan menyensor untuk mencegah mereka untuk membaca rilis kami yang ditunggu dari 100 ribu lebih dokumen politik yang mengarah pada kudeta,” lanjut tweet WikiLeaks.
“Rakyat Turki bertanya apakah WikiLeaks adalah pro atau anti-AKP. Tidak. Poisis kami hanya di kebenaran pad jalan ke depan. 100 ribu lebih dokumen melayani semua pihak,” imbuh tweet WikiLeaks.
Pemerintah Turki belum merespons soal bocoran dokumen WikiLeaks yang muncul beberapa saat setelah kudeta militer gagal di negara itu.
(mas)