Bertepatan dengan Peringatan Nakba, Wali Kota di Brasil Deklarasikan Zona Bebas Apartheid
loading...
A
A
A
BRASILIA - Wali Kota sebuah kota di Brasil mendeklarasikan kotanya sebagai Zona Bebas Apartheid pada hari Selasa. Ia juga memutuskan hubungan dengan Israel.
Wali Kota kota utara Belem di negara bagian Para, Edmilson Rodrigues, mengecam pengusiran yang dilakukan bangsa Israel terhadap orang-orang dari wilayah leluhur mereka, menyebutnya sebagai apartheid.
Pengumumannya bertepatan dengan peringatan 75 tahun peristiwa Nakba, atau Malapetaka, ketika milisi Zionis mengusir lebih dari 750.000 warga Palestina dari rumah dan tanah mereka selama pembentukan negara Israel pada tahun 1948.
"Nakba, pengusiran orang dari wilayah leluhurnya, benar-benar apartheid," katanya dalam video yang dibagikan oleh Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) pro-Palestina.
"Sejak saat itu terjadi, mengambil nyawa, mempengaruhi martabat, menyangkal hak penentuan nasib sendiri dan kedaulatan rakyat Palestina," imbuhnya seperti dikutip dari New Arab, Kamis (18/5/2023).
Komite Nasional BDS Palestina memuji keputusan Wali Kota tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, BDS mengatakan: "Menghormati Wali Kota Belem dan menyerukan kota-kota di seluruh dunia untuk mengikutinya, membebaskan diri dari keterlibatan dalam apartheid, dan berdiri dalam solidaritas dengan perjuangan pembebasan kami."
Pengumuman Rodrigues muncul setelah sejumlah kota lain memutuskan hubungan dengan Israel karena apartheidnya.
Wali Kota Barcelona Spanyol menangguhkan hubungan kelembagaan dengan Israel dan mengakhiri pengaturan twins city kotanya dengan Tel Aviv pada bulan Februari.
Wali Kota kota utara Belem di negara bagian Para, Edmilson Rodrigues, mengecam pengusiran yang dilakukan bangsa Israel terhadap orang-orang dari wilayah leluhur mereka, menyebutnya sebagai apartheid.
Pengumumannya bertepatan dengan peringatan 75 tahun peristiwa Nakba, atau Malapetaka, ketika milisi Zionis mengusir lebih dari 750.000 warga Palestina dari rumah dan tanah mereka selama pembentukan negara Israel pada tahun 1948.
"Nakba, pengusiran orang dari wilayah leluhurnya, benar-benar apartheid," katanya dalam video yang dibagikan oleh Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) pro-Palestina.
"Sejak saat itu terjadi, mengambil nyawa, mempengaruhi martabat, menyangkal hak penentuan nasib sendiri dan kedaulatan rakyat Palestina," imbuhnya seperti dikutip dari New Arab, Kamis (18/5/2023).
Komite Nasional BDS Palestina memuji keputusan Wali Kota tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, BDS mengatakan: "Menghormati Wali Kota Belem dan menyerukan kota-kota di seluruh dunia untuk mengikutinya, membebaskan diri dari keterlibatan dalam apartheid, dan berdiri dalam solidaritas dengan perjuangan pembebasan kami."
Pengumuman Rodrigues muncul setelah sejumlah kota lain memutuskan hubungan dengan Israel karena apartheidnya.
Wali Kota Barcelona Spanyol menangguhkan hubungan kelembagaan dengan Israel dan mengakhiri pengaturan twins city kotanya dengan Tel Aviv pada bulan Februari.