Indonesia Bukan Lagi Importir Top Senjata Dunia
A
A
A
JAKARTA - Sebuah data yang dirilis Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada Senin (22/2/2016) menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi negara importir senjata terkemuka di dunia pada periode 2011-2015.
Padahal, pada Maret 2015 lalu, IHS Jane menempatkan Indonesia sebagai importir nomor delapan terbesar di dunia.
Sindonews, melihat daftar enam dari 10 importir senjata terbesar di dunia pada periode lima tahun yaitu 2011-2015 berada di Asia dan Oceania. Urutannya, India (14% dari impor senjata global), China (4,7%), Australia (3,6 %), Pakistan ( 3,3 %), Vietnam (2,9 %) dan Korsea Selatan (2,6 %).
”China terus memperluas kemampuan militernya dengan senjata yang diimpor dan diproduksi di dalam negeri, "kata Siemon Wezeman, Peneliti Senior SIPRI Arms and Military Expenditure Programme.
Empat importir top senjata lainnya didominasi negara-negara Timur Tengah. Arab Saudi tercatat sebagai pengimpor senjata terbesar kedua di dunia, dengan nilai impor meningkat 275% persen pada periode 2011-2015 dibandingkan dengan periode 2006-2010. Pada periode yang sama, impor senjata oleh Uni Emirat Arab naik 35%, Mesir meningkat 37% dan Turki yang juga meningkat beberapa persen.
”Sebuah koalisi negara-negara Arab adalah meletakkan (impor senjata) terutama pada Amerika Serikat dan Eropa, sumber senjata canggih yang mulai digunakan di Yaman,” ujar Pieter Wezeman,yang juga Peneliti Senior SIPRI Arms and Military Expenditure Programme.
“Meskipun harga minyak yang rendah, pengiriman senjata dalam jumlah besar ke Timur Tengah dijadwalkan untuk melanjutkan sebagai bagian dari kontrak yang ditandatangani dalam lima tahun terakhir,” lanjut Pieter.
Eksportir Top
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) tetap menjadi eksportir senjata nomor satu di dunia. Total peningkatan eskpor senjata AS periode 2011-2016 meningkat 33 persen dibanding periode 2006-2010.
Di urutan kedua, tercatat Rusia yang mengalami peningkatan 27 persen pada perbandingan periode yang sama. Eksportir top lainnya adalah Prancis dan Jerman.
”Karena konflik regional dan ketegangan terus meningkat, Amerika Serikat tetap pemasok senjata global terkemuka dengan margin yang signifikan,” kata Dr Aude Fleurant, Direktur SIPRI Arms and Military Expenditure Programme.
Padahal, pada Maret 2015 lalu, IHS Jane menempatkan Indonesia sebagai importir nomor delapan terbesar di dunia.
Sindonews, melihat daftar enam dari 10 importir senjata terbesar di dunia pada periode lima tahun yaitu 2011-2015 berada di Asia dan Oceania. Urutannya, India (14% dari impor senjata global), China (4,7%), Australia (3,6 %), Pakistan ( 3,3 %), Vietnam (2,9 %) dan Korsea Selatan (2,6 %).
”China terus memperluas kemampuan militernya dengan senjata yang diimpor dan diproduksi di dalam negeri, "kata Siemon Wezeman, Peneliti Senior SIPRI Arms and Military Expenditure Programme.
Empat importir top senjata lainnya didominasi negara-negara Timur Tengah. Arab Saudi tercatat sebagai pengimpor senjata terbesar kedua di dunia, dengan nilai impor meningkat 275% persen pada periode 2011-2015 dibandingkan dengan periode 2006-2010. Pada periode yang sama, impor senjata oleh Uni Emirat Arab naik 35%, Mesir meningkat 37% dan Turki yang juga meningkat beberapa persen.
”Sebuah koalisi negara-negara Arab adalah meletakkan (impor senjata) terutama pada Amerika Serikat dan Eropa, sumber senjata canggih yang mulai digunakan di Yaman,” ujar Pieter Wezeman,yang juga Peneliti Senior SIPRI Arms and Military Expenditure Programme.
“Meskipun harga minyak yang rendah, pengiriman senjata dalam jumlah besar ke Timur Tengah dijadwalkan untuk melanjutkan sebagai bagian dari kontrak yang ditandatangani dalam lima tahun terakhir,” lanjut Pieter.
Eksportir Top
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) tetap menjadi eksportir senjata nomor satu di dunia. Total peningkatan eskpor senjata AS periode 2011-2016 meningkat 33 persen dibanding periode 2006-2010.
Di urutan kedua, tercatat Rusia yang mengalami peningkatan 27 persen pada perbandingan periode yang sama. Eksportir top lainnya adalah Prancis dan Jerman.
”Karena konflik regional dan ketegangan terus meningkat, Amerika Serikat tetap pemasok senjata global terkemuka dengan margin yang signifikan,” kata Dr Aude Fleurant, Direktur SIPRI Arms and Military Expenditure Programme.
(mas)