Bungkam setelah Membom RS Kunduz, Rezim Obama Memalukan

Kamis, 05 November 2015 - 11:06 WIB
Bungkam setelah Membom RS Kunduz, Rezim Obama Memalukan
Bungkam setelah Membom RS Kunduz, Rezim Obama Memalukan
A A A
KUNDUZ - Kelompok bantuan medis Medecins Sans Frontieres (MSF) mengecam rezim Pemerintah Barack Obama yang bungkam atas tindakan pasukan Amerika Serikat (AS) yang membom rumah sakit (RS) di Kunduz, Afghanistan. Rezim Obama dianggap memalukan karena menahan AS bertanggungjawab atas kematian 30 orang dalam serangan bulan lalu itu.

MSF atau dikenal sebagai kelompok Dokter Lintas Batas menilai AS sudah mengalami “erosi” atas tanggungjawabnya menegakkan hukum internasional.

Seperti diketahui, pada bulan lalu, serangan udara AS membombardir sebuah RS di Kunduz yang dikelola MSF. Serangan itu dianggap paling mematikan dalam sejarah konflik Afghanistan. Sebanyak 30 orang tewas, termasuk staf medis dan pasien. Sedangkan 37 orang lainnya terluka.

Tragedi itu memicu kecaman internasional. Tapi, tidak ada satu pun dari negara-negara Barat yang berani melangkah untuk menuntut AS bertanggungjawab atas serangan mematikan itu. Kelompok MSF trauma atas serangan mengerikan di RS yang berlokasi di Afghanistan utara itu.

”Kebungkman adalah hal memalukan,” kata Direktur Eksekutif MSF, Joanne Liu Thomson kepada Reuters Foundation. ”Kami telah melihat erosi selama bertahun-tahun dari hukum kemanusian internasional. Sudah cukup. Kita tidak bisa terus seperti ini,” katanya lagi, yang dilansir Kamis (5/11/2015).

Beberapa hari setelah pemboman AS, MSF mengajukan banding ke 76 negara, untuk meminta dukungan guna penyelidikan imparsial internasional. ”Namun hari ini, saat kita berduka atas pembunuhan staf dan pasien kami, tidak ada dari 76 negara yang melangkah maju untuk menunjukkan dukungan mereka guna melakukan penyelidikan independen oleh Komisi Kemanusiaan,” imbuh Direktur Eksekutif MSF-USA Jason Cone.

”Tidak ada negara yang bersedia berdiri untuk menegakkan Konvensi Jenewa dan hukum perang,” lanjut dia. Sementara itu, Presiden Obama secara terbuka telah meminta maaf kepada Liu. Namun, AS masih menolak untuk memberikan persetujuan guna penyelidikan independen.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3591 seconds (0.1#10.140)