Klaim Kepulauan Paling Sengketa, Vietnam Berani Lawan China

Jum'at, 05 Juni 2015 - 09:06 WIB
Klaim Kepulauan Paling Sengketa, Vietnam Berani Lawan China
Klaim Kepulauan Paling Sengketa, Vietnam Berani Lawan China
A A A
HO CHI MINH - Vietnam menjadi negara pertama yang terang-terangan melakukan perlawanan terhadap China atas klaim Laut China Selatan. Vietnam menawarkan “liburan patriotik” seumur hidup ke beberapa pulau yang paling disengketakan di Asia.

Tindakan Vietnam itu bisa memicu kemarahan China yang telah mengklaim 90 persen kawasan Laut China Selatan.

Menurut situs Pemerintah Kota Ho Chi Minh, Vietnam menawarkan promosi bagi 180 warganya untuk liburan seumur hidup di Kepulauan Spratly mulai akhir bulan ini. Mereka bisa menikmati hidup di kepulauan sengketa itu dengan memancing, mengunjungi mercusuar dan menikmati makanan laut lokal.

Bahkan, warga Vietnam yang bersedia liburan di kepulauan itu akan disediakan kamar hotel VIP dan terbang dengan helikopter pribadi. Vietnam mengklaim kepulauan Spratly dengan nama Truong Sa.

”Perjalanan ke Truong Sa berarti perjalanan besar dalam hidup Anda, menghidupkan kembali kebanggaan nasional dan kesadaran warga atas kedaulatan suci maritim negara,” bunyi promosi di situs itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (5/6/2015).

”Wisatawan tidak akan lagi merasa Truong Sa jauh, laut Truong Sa yang biru tidak akan di hati orang-orang (Vietnam),” lanjut promosi itu.

Kepulauan paling disengketakan itu sejatinya tak hanya diperebutkan China dan Vietnam. Tapi, Filipina, Brunei dan Malaysia sama-sama bersaing untuk memiliki kepulauan yang diyakini kaya akan gas itu.

Sengketa wilayah Laut China Selatan juga telah menyeret Amerika Serikat, di mana pesawat mata-mata tercanggihnya telah diusir Angkatan Laut China Selatan dari kawasan sengketa karena memata-matai proyek reklamasi di kawasan itu.

Pihak China belum merespons tindakan berani Vietnam. Namun, Beijing menjadi negara yang telah melakukan reklamasi besar-besaran di kepulauan sengketa itu dibanding negara-negara lain yang berseteru. Bahkan, intelijen AS telah menuding China sudah mengerahkan senjata di kepualuan itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3843 seconds (0.1#10.140)