Para Pejabat Ukraina Bertengkar Sengit Usai Ledakan Blok Apartemen
loading...
A
A
A
KIEV - Penghancuran sebagian bangunan tempat tinggal di kota Dnepr, Ukraina tenggara, memicu pertengkaran sengit antara para pejabat tinggi negara itu.
Para pejabat bertengkar saat menjelaskan penyebab pasti insiden tersebut. Skandal itu dipicu penilaian yang diungkapkan Aleksey Arestovich, penasihat senior Presiden Volodymyr Zelensky.
Arestovich mengatakan rudal Rusia mungkin telah dijatuhkan oleh pasukan Ukraina dan akhirnya menghantam gedung.
Gedung apartemen itu rusak berat pada Sabtu (14/1/2023), dengan sekitar 25 warga sipil tewas dan 73 orang lainnya luka-luka, menurut pihak berwenang Ukraina.
“Itu ditembak jatuh. Rupanya jatuh di blok (apartemen). Tapi meledak saat jatuh,” ujar Arestovich dalam wawancara YouTube.
Penilaian tersebut segera mendapat kecaman, dengan Arestovich akhirnya dituduh memojokkan militer Ukraina dan menyalahkan militer atas insiden tersebut.
Wali Kota Dnepr, Boris Filatov, sangat marah dengan pernyataan Arestovich, mencap pembantu presiden itu sebagai "binatang narsis dan mulut busuk".
Filatov mendesak Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dan kontraintelijen untuk "bereaksi."
Pertengkaran sengit tersebut mendorong militer negara itu memberikan penjelasannya sendiri tentang insiden tersebut, dengan komando Angkatan Udara Ukraina mengidentifikasi proyektil Rusia yang diduga menghantam gedung tersebut sebagai Kh-22, rudal jelajah supersonik yang diluncurkan dari udara.
Militer secara aneh mengklaim dalam pernyataan resmi bahwa mereka tidak memiliki persenjataan untuk menjatuhkan rudal jenis itu sama sekali, dengan lebih dari 210 rudal Kh-22 berhasil menembus pertahanan udara Ukraina di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Secara terpisah, juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Kolonel Yury Ignat, mengakui di Facebook bahwa laporan sebelumnya tentang pasukan Ukraina yang menembak jatuh rudal Kh-22 mungkin tidak akurat.
Rentetan kritik membuat Arestovich meminta maaf atas pernyataannya. Dia mengaku mendapat informasi dari kenalannya, seorang pensiunan perwira anti-pesawat, yang konon menyaksikan kejadian tersebut.
Ajudan Zelensky itu mengatakan dia seharusnya menyatakan secara lebih eksplisit bahwa penilaiannya hanyalah satu "versi" daripada kebenaran tertinggi.
Namun, Arestovich mencabut permintaan maafnya tak lama setelah itu, dengan menyatakan dia menonton ulang wawancaranya dan menganggapnya telah menggunakan kata-kata yang hati-hati dan cukup kabur.
Dia juga menyalahkan penjelasan yang dipaksakan oleh militer pada para pengkritiknya, yang lebih suka marah atas ucapannya daripada menyoroti "kesalahan Rusia".
Para pejabat bertengkar saat menjelaskan penyebab pasti insiden tersebut. Skandal itu dipicu penilaian yang diungkapkan Aleksey Arestovich, penasihat senior Presiden Volodymyr Zelensky.
Arestovich mengatakan rudal Rusia mungkin telah dijatuhkan oleh pasukan Ukraina dan akhirnya menghantam gedung.
Gedung apartemen itu rusak berat pada Sabtu (14/1/2023), dengan sekitar 25 warga sipil tewas dan 73 orang lainnya luka-luka, menurut pihak berwenang Ukraina.
“Itu ditembak jatuh. Rupanya jatuh di blok (apartemen). Tapi meledak saat jatuh,” ujar Arestovich dalam wawancara YouTube.
Penilaian tersebut segera mendapat kecaman, dengan Arestovich akhirnya dituduh memojokkan militer Ukraina dan menyalahkan militer atas insiden tersebut.
Wali Kota Dnepr, Boris Filatov, sangat marah dengan pernyataan Arestovich, mencap pembantu presiden itu sebagai "binatang narsis dan mulut busuk".
Filatov mendesak Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dan kontraintelijen untuk "bereaksi."
Pertengkaran sengit tersebut mendorong militer negara itu memberikan penjelasannya sendiri tentang insiden tersebut, dengan komando Angkatan Udara Ukraina mengidentifikasi proyektil Rusia yang diduga menghantam gedung tersebut sebagai Kh-22, rudal jelajah supersonik yang diluncurkan dari udara.
Militer secara aneh mengklaim dalam pernyataan resmi bahwa mereka tidak memiliki persenjataan untuk menjatuhkan rudal jenis itu sama sekali, dengan lebih dari 210 rudal Kh-22 berhasil menembus pertahanan udara Ukraina di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Secara terpisah, juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Kolonel Yury Ignat, mengakui di Facebook bahwa laporan sebelumnya tentang pasukan Ukraina yang menembak jatuh rudal Kh-22 mungkin tidak akurat.
Rentetan kritik membuat Arestovich meminta maaf atas pernyataannya. Dia mengaku mendapat informasi dari kenalannya, seorang pensiunan perwira anti-pesawat, yang konon menyaksikan kejadian tersebut.
Ajudan Zelensky itu mengatakan dia seharusnya menyatakan secara lebih eksplisit bahwa penilaiannya hanyalah satu "versi" daripada kebenaran tertinggi.
Namun, Arestovich mencabut permintaan maafnya tak lama setelah itu, dengan menyatakan dia menonton ulang wawancaranya dan menganggapnya telah menggunakan kata-kata yang hati-hati dan cukup kabur.
Dia juga menyalahkan penjelasan yang dipaksakan oleh militer pada para pengkritiknya, yang lebih suka marah atas ucapannya daripada menyoroti "kesalahan Rusia".
(sya)