Rusia Ganti Komandan Perang Ukraina, AS: Gak Ngaruh!
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyebut penggantian komandan perang Rusia di Ukraina sebagai "kegilaan." Departemen itu mengatakan banyak perombakan tidak akan mengubah hasilnya.
Ditanya oleh kantor berita Turki, Anadolu, tentang kemungkinan implikasi dari penunjukan Jenderal Valery Gerasimov untuk menggantikan Sergei Surovikin, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan: "Itu benar-benar pertanyaan yang lebih baik untuk Federasi Rusia."
"Dari sudut pandang kami, saya teringat salah satu definisi kegilaan, yaitu melakukan hal yang sama berulang kali dan mengharapkan hasil yang berbeda," kata Price kepada wartawan.
“Kami telah melihat Rusia menunjuk berbagai komandan pasukannya di Ukraina berkali-kali sekarang, setiap kali mencari seseorang yang lebih senior, lebih berpengalaman, konon lebih efektif, hanya untuk menemukan hasil yang persis sama,” ujarnya seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (14/1/2023).
Price menekankan bahwa Rusia mungkin mencoba mengubah dinamika sekali lagi dengan komandan baru.
"Tetapi dinamika yang lebih luas, dinamika yang mendasarinya tidak akan berubah," ucapnya.
Sebelumnya pada Rabu lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa Kepala Staf Umum Valery Gerasimov telah ditunjuk sebagai komandan pasukan Rusia di Ukraina. Ia menggantikan Sergei Surovikin yang baru bertugas selama tiga bulan.
Perubahan itu diumumkan oleh menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu, dan digambarkan sebagai peningkatan tingkat kepemimpinan operasi khusus - sebutan Moskow untuk invasi ke Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan perubahan itu dirancang untuk meningkatkan efektivitas operasi militer di Ukraina dan kebutuhan untuk mengatur interaksi yang lebih dekat antara jenis dan senjata pasukan.
Terkenal karena kekejaman dan kebrutalannya, Surovikin adalah seorang veteran militer yang bertugas dalam perang Uni Soviet dengan Afghanistan pada 1980-an.
Pria berusia 56 tahun itu terkenal karena memerintahkan pasukan untuk menembaki pengunjuk rasa pro-demokrasi di Moskow, ketika tiga orang terbunuh pada hari-hari terakhir Uni Soviet pada tahun 1991.
Pada 2017, Surovikin yang dijuluki sebagai Jenderal Armageddon memimpin intervensi pasukan Rusia selama Perang Suriah.
Ditanya oleh kantor berita Turki, Anadolu, tentang kemungkinan implikasi dari penunjukan Jenderal Valery Gerasimov untuk menggantikan Sergei Surovikin, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan: "Itu benar-benar pertanyaan yang lebih baik untuk Federasi Rusia."
"Dari sudut pandang kami, saya teringat salah satu definisi kegilaan, yaitu melakukan hal yang sama berulang kali dan mengharapkan hasil yang berbeda," kata Price kepada wartawan.
“Kami telah melihat Rusia menunjuk berbagai komandan pasukannya di Ukraina berkali-kali sekarang, setiap kali mencari seseorang yang lebih senior, lebih berpengalaman, konon lebih efektif, hanya untuk menemukan hasil yang persis sama,” ujarnya seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (14/1/2023).
Price menekankan bahwa Rusia mungkin mencoba mengubah dinamika sekali lagi dengan komandan baru.
"Tetapi dinamika yang lebih luas, dinamika yang mendasarinya tidak akan berubah," ucapnya.
Sebelumnya pada Rabu lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa Kepala Staf Umum Valery Gerasimov telah ditunjuk sebagai komandan pasukan Rusia di Ukraina. Ia menggantikan Sergei Surovikin yang baru bertugas selama tiga bulan.
Perubahan itu diumumkan oleh menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu, dan digambarkan sebagai peningkatan tingkat kepemimpinan operasi khusus - sebutan Moskow untuk invasi ke Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan perubahan itu dirancang untuk meningkatkan efektivitas operasi militer di Ukraina dan kebutuhan untuk mengatur interaksi yang lebih dekat antara jenis dan senjata pasukan.
Terkenal karena kekejaman dan kebrutalannya, Surovikin adalah seorang veteran militer yang bertugas dalam perang Uni Soviet dengan Afghanistan pada 1980-an.
Pria berusia 56 tahun itu terkenal karena memerintahkan pasukan untuk menembaki pengunjuk rasa pro-demokrasi di Moskow, ketika tiga orang terbunuh pada hari-hari terakhir Uni Soviet pada tahun 1991.
Pada 2017, Surovikin yang dijuluki sebagai Jenderal Armageddon memimpin intervensi pasukan Rusia selama Perang Suriah.
(ian)