Swedia Temukan Cadangan Logam Tanah Jarang Terbesar di Eropa
loading...
A
A
A
STOCKHOLM - Cadangan logam tanah jarang terbesar di Eropa telah ditemukan di Swedia . Materi ini bisa digunakan mulai dari ponsel hingga rudal.
Lebih dari satu juta ton logam tanah jarang dilaporkan telah ditemukan di ujung utara Swedia. Meski signifikan, menurut perkiraan Amerika Serikat (AS), itu hanya sebagian kecil dari cadangan 120 juta ton dunia.
Seorang menteri Swedia memuji temuan itu karena hingga saat ini tidak ada logam tanah jarang yang ditambang di Eropa. Ia menyebut temuan ini sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan Uni Eropa (UE) pada China.
Untuk diketahui, sekitar 98% logam tanah jarang yang digunakan di UE pada tahun 2021 diimpor dari China.
Penemuan ini juga dilihat sebagai "penentu" untuk transisi hijau, mengingat perkiraan kenaikan permintaan kendaraan listrik dan turbin angin.
Berbicara pada konferensi pers, Menteri Energi Swedia Ebba Busch mengatakan UE terlalu bergantung pada negara lain untuk bahan-bahan ini dan bersikeras bahwa diperlukan perubahan.
"Elektrifikasi, swasembada dan kemandirian UE dari Rusia dan China akan dimulai di tambang", tegasnya seperti dilansir dari BBC, Jumat (13/1/2023).
CEO perusahaan pertambangan LKAB Jan Mostrom mengatakan bahan mentah yang baru ditemukan mungkin tidak akan sampai ke pasar sebelum waktu 10-15 tahun. Proses perizinan memakan waktu karena evaluasi risiko lingkungan.
Tetapi Mostrom meminta pihak berwenang untuk mempercepat prosesnya, untuk memastikan peningkatan penambangan bahan mentah jenis ini di Eropa.
Lebih dari satu juta ton logam tanah jarang dilaporkan telah ditemukan di ujung utara Swedia. Meski signifikan, menurut perkiraan Amerika Serikat (AS), itu hanya sebagian kecil dari cadangan 120 juta ton dunia.
Seorang menteri Swedia memuji temuan itu karena hingga saat ini tidak ada logam tanah jarang yang ditambang di Eropa. Ia menyebut temuan ini sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan Uni Eropa (UE) pada China.
Untuk diketahui, sekitar 98% logam tanah jarang yang digunakan di UE pada tahun 2021 diimpor dari China.
Penemuan ini juga dilihat sebagai "penentu" untuk transisi hijau, mengingat perkiraan kenaikan permintaan kendaraan listrik dan turbin angin.
Berbicara pada konferensi pers, Menteri Energi Swedia Ebba Busch mengatakan UE terlalu bergantung pada negara lain untuk bahan-bahan ini dan bersikeras bahwa diperlukan perubahan.
"Elektrifikasi, swasembada dan kemandirian UE dari Rusia dan China akan dimulai di tambang", tegasnya seperti dilansir dari BBC, Jumat (13/1/2023).
CEO perusahaan pertambangan LKAB Jan Mostrom mengatakan bahan mentah yang baru ditemukan mungkin tidak akan sampai ke pasar sebelum waktu 10-15 tahun. Proses perizinan memakan waktu karena evaluasi risiko lingkungan.
Tetapi Mostrom meminta pihak berwenang untuk mempercepat prosesnya, untuk memastikan peningkatan penambangan bahan mentah jenis ini di Eropa.